BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karbohidrat
atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil
enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak
menghasilkan enersi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi
sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang
berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80%
dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%.
Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini
disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah
harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.
Karbohidrat
banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya),
serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang
mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa
yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun
demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada
pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
1.2
Rumusan Masalah
Menjelaskan Definisi Karbohidrat dan
klasifikasinya serta penggolongannya, dan menjelaskan tentang serat serta
fungsi dari serat bagi kesehatan tubuh manusia.
1.3
Ruang Lingkup
1.3.1 Definisi
Karbohidrat.
1.3.2 Klasifikasi
Karbohdrat.
1.3.3 Serat
dan Fungsinya.
1.3.4 Pencernaan.
1.3.5 Metabolisme.
1.3.5 Regulasi
Kadar Gula Darah.
1.3.6 Fungsi
Karbohidrat.
1.4
Tujuan dan
Manfaat
1.4.1 Tujuan
Menjelaskan
Definisi Karbohidrat sampai dengan fungsi dan klasifikasinya, mulai dari fungsi
serat sampai dengan regulasi kadar gula dalam darah.
1.4.2 Manfaat
Agar
pembaca dapat mengetahui dan lebih memahami tentang karbohidrat, serta kebaikan
dan keuntungan karbohidrat dalam tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian / Definisi
Secara umum definisi karbohidrat
adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan
pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di
dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian
dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Sumber karbohidrat nabati dalam
glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat
dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan,
karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O
melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung
hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa
matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai.
Pada proses fotosintesis, klorofil
pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan menggunakan enersi matahari untuk
membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari udara dan air (H2O) yang
berasal dari tanah. Enersi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun,
batang, umbi, buah dan biji-bijian.
2.2 Klasifikasi
Karbohidrat yang terdapat pada
makanan dapat dikelompokkan:
Available Carbohydrate (Karbohidrat
yang tersedia)
yaitu karbohidrat yang dapat
dicerna, diserap serta dimetabolisme sebagai karbohidrat.
Unvailable
Carbohydrate (Karbohidrat yang tidak tersedia)
Yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa
oleh enzim-enzim pencernaan manusia, sehingga tidak dapat diabsorpsi.
Penggolongan karbohidrat yang paling sering
dipakai dalam ilmu gizi berdasarkan jumlah molekulnya.
2.2.1 Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana (simple
sugar), oleh karena tidak bisa lagi dihidrolisa. Monosakarida larut di dalam
air dan rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula. Penamaan
kimianya selalu berakhiran -osa. Dalam Ilmu Gizi hanya ada tiga jenis
monosakarida yang penting yaitu, glukosa, fruktosa dan galaktosa.
a. Glukosa
Terkadang orang menyebutnya gula anggur
ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan,
sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa
didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa.
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah
(disebut Kadar Gula Darah) dan berfungsi sebagai penyedia enersi bagi seluruh
sel-sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar
80-120 mg %. Kadar gula darah dapat meningkat melebihi normal disebut
hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus.
b. Fruktosa
Disebut juga gula buah ataupun levulosa.
Merupakan jenis sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota
bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat
dari hasil pemecahan sukrosa.
c. Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam,
galaktosa yang ada di dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.
2.2.2 Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua)
monosakarida, pada bahan makanan disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa,
maltosa dan laktosa.
a. Sukrosa
Adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari,
sehingga lebih sering disebut gula meja (table sugar) atau gula pasir dan
disebut juga gula invert. Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri
dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Sumber:
tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), jam, jelly.
b. Maltosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang
terdiri dari dua molekul glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil
pemecahan amilum, lebih mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan
Jodium amilum akan berubah menjadi warna biru.
Amilum
terdiri dari 2 fraksi (dapat dipisahkan dengan air panas):
1). Amilosa
- Larut dengan air panas
- Mempunyai struktur rantai lurus
2). Amilopektin
- Tidak larut dengan air panas
- Mempunyai sruktur rantai bercabang
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin
terlihat pada serelia; Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa atau
semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut.
Pulut
sedikit sekali amilosanya (1-2%), beras mengandung amilosa > 2%
Berdasarkan
kandungan amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:
- Amilosa tinggi 25-33%
- Amilosa menengah 20-25%
- Amilosa rendah 09-20%
- Amilosa sangat rendah < 9%
Secara umum penduduk di negara-negara Asean,
khususnya Flipina, Malaysia, Thailand dan Indonesia menyenangi nasi dengan
kandungan amilosa medium, sedangkan Jepang dan Korea menyenangi nasi dengan
amilosa rendah.
c. Loktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang
terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang
larut di dalam air.
Sumber
: hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu.
1). Susu sapi 4-5%
2). Asi 4-7%
Laktosa dapat menimbulkan intolerance (laktosa
intolerance) disebabkan kekurangan enzim laktase sehingga kemampuan untuk
mencema laktosa berkurang. Kelainan ini dapat dijumpai pada bayi, anak dan
orang dewasa, baik untuk sementara maupun secara menetap. Gejala yang sering
dijumpai adalah diare, gembung, flatus dan kejang perut. Defisiensi laktase
pada bayi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, karena bayi sering diare.
Terapi diit dengan pemberian formula rendah laktosa seperti LLM, Almiron,
Isomil, Prosobee dan Nutramigen, dan AI 110 bebas Laktosa. Formula rendah
laktosa tidak boleh diberikan terlalu lama (maksimum tiga bulan), karena
laktosa diperlukan untuk pertumbu ban sel-sel otak. Setelah tiga bulan, laktosa
diberikan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan anak.
2.2.3 Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat
mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk
rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak
seperti monosakarida dan disakarida.
Didalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada
hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa.
a. Amilum (zat pati)
Merupakan sumber enersi utama bagi orang
dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di negara seclang berkembang oleh
karena di konsumsi sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya
akan amilumjuga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi
penting lainnya. Amilum merupakan karbohidrat dalam bentuk simpanan bagi
tumbuh-tumbuhan dalam bentuk granul yang dijumpai pada umbi dan akarnya.
Sumber: umbi-umbian,serealia dan biji-bijian
merupakan sumber amilum yang berlimpah ruah oleh karena mudah didapat untuk di
konsumsi. Jagung, beras dan gandum kandungan amilurnnya lebih dari 70%,
sedangkan pada kacang-kacangan sekitar 40%.
Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi
larut di dalam air panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta;
peristiwa ini disebut "gelatinisasi".
b. Dekstrin
Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum.
Molekulnya lebih sederhana, lebih mudah larut di dalam air, denganjodium akan
berubah menjadi wama merah.
c. Glikogen
Glikogen merupakan "pati hewani",
terbentuk dari ikatan 1000 molekul, larut di dalam air (pati nabati tidak larut
dalam air) dan bila bereaksi dengan iodium akan menghasilkan warna merah.
Glikogen terdapat pada otot hewan, manusia dan ikan. Pada waktu hewan
disembelih, terjadi kekejangan (rigor mortis) dan kemudian glikogen dipecah
menjadi asam laktat selama post mortum.
Glikogen disimpan di dalam hati dan otot
sebagai cadangan enersi, yang sewaktu-waktu dapat diubah kembali menjadi
glukosa bila dibutuhkan.
Sumber
: banyak terdapat pada kecambah, serealia, susu, syrup jagung (26%).
d. Selulosa
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan adalah selulosa, karena selulosa merupakan bagian yang
terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh
tubuh manusia, oleh karena tidak ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun
tidak dapat dicerna, selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat
memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar defekasi.
Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam
menilai kualitas makanan, makin tinggi kandungan serat dalam makanan maka nilai
gizi makanan tersebut dipandang semakin buruk. Akan tetapi pada dasawarsa
terakhir ini, para ahli sepakat bahwa serat merupakan komponen penyusun diet
manusia yang sangat penting. Tanpa adanya serat, mengakibatkan terjadinya konstipasi
(susah buang air besar), Haemorrhoid (ambeyen), divertikulosis, kanker pada
usus besar, appendicitis, diabetes penyakit jantung koroner dan obesitas.
2.3 Serat
Adapun fungsi serat itu sendiri adalah :
2.3.1 Mencegah Penyakit Jantung Koroner
Kolesterol telah lama diduga sebagai penyebab
terjadinya aterosklerosis yang akhirnya berakibat timbulnya penyakit jantung
koroner. Produk akhir metabolisme kolesterol adalah asam empedu. Serat yang
berasal dari makanan sesampainya di saluran pencernaan akan mengikat asam
empedu. Dalam keadaan terikat, asam empedu her sarna-sarna serat dikeluarkan
dalam bentuk feses. Dengan dernikian semakin banyak serat dimakan, maka semakin
banyak lernak dan kolesterol dikeluarkan.
Masyarakat yang mengkonsumsi makanan tinggi
serat (terutama serat dari seralia dan kacang-kacangan).cenderung kadar
kolesterol darah rendah serta angka kematian akibat penyakit jantung koroner
lebih rendah dibandingkan dengan orang Eropa yang konsumsi seratnya sangat
sedikit. Penelitian lain menunjukkan bahwa suku terasing Masai di Afrika yang
hidupnya berburu dan suku Venda di Afrika Selatan yang hidupnya bercocok tanam,
tidak ditemukan adanya penyakit jantung koroner, walaupun mereka mengkonsurnsi
lemak hewan dalam jumlah yang tinggi, yaitu masing-rnasing 300 gram dan 126
gram per hari. Hal tersebut disebabkan mereka makan jagung yang tidak digiling
rata-rata 494 gram per-hari, yang kadar seratnya diperkirakan 5,7 gram.
Dibandingkan dengan orang Inggris yang rata-rata hanya mengkonsumsi serat
sebanyak 0,5 gram per hari.
2.3.2 Mencegah kanker pada usus besar
Kanker pada usus besar (kolon) diakibatkan
masuknya benda-benda asing ke dalam usus besar, benda-benda asing tersebut akan
diubah sifatnya menjadi karsinogenik. Adanya serat kasar yang melalui kolon,
mengakibatkan lingkungan rnikroba terganggu sehingga aktifitas mikroba tersebut
berkurang.
2.3.3 Mencegah penyakit Diabetes
Pemyataan ini didukung oleh suatu penelitian
yang dilakukan di Capetown, yang menunjukkan bahwa pada penduduk yang
mengkonsumsi serat rata-rata 6,5 gram per hari ditemukan penderita Diabetes
sebanyak 3,6 %. Sedangkan penduduk yang makan serat rata-rata 24,8 gram per
hari hanya ditemukan 0,05 % penderita.
2.3.4 Mencegah penyakit divertikular
Konsumsi serat yang cukup akan menghasilkan
feses yang lembut sehingga dengan konstraksi otot yang rendah (< 10 mm Hg)
feses dapat dikeluarkan dengan lancar. Apabila konsurnsi serat berkurang, maka
volume kotoran menjadi kecil-kecil dan keras (seperti feses kambing), sehingga
untuk membuangnya membutuhkan konstraksi otot yang lebih besar (tekanan bisa
mencapai > 90 mm Hg). Apabila tekanan kuat tersebut berlangsung berulang
ulang setiap hari dalam jangka waktu yang lama, maka otot-otot kolon menjadi
lelah dan lemah. Keadaan ini menyebabkan penyakit "divertikular",
yaitu penonjolan bagian luar usus berbentuk bisul yang kadang-kadang disertai
peradangan yang dapat menimbulkan infeksi.
2.3.5 Mencegah kegemukan
Dengan adanya serat, maka penyerapan
karbohidrat, lemak dan protein menjadi ber kurang. Jika hal ini dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan, maka kegemukan dapat dihindari. Serat
mampu memberikan perasaan kenyang dalam waktu yang cukup lama.
Sumber serat yang baik adalah sayuran,
buah-buahan, serealia dan kacang-kacangan. Memakan sayuran dan buah-buahan
dalam jumlah yang banyak, mepunyai fungsi ganda yaitu disamping sebagai sumber
serat juga merupakan sumber vitamin dan mineral, yang semua itu sangat
dibutuhkan untuk memelihara kesehatan tubuh manusia.
Produk makanan hewani, seperti daging, ikan
susu dan telur serta basil-basil olahannya, umumnya mengandung serat dalam
jumlah yang sedikit. Sayuran yang ban yak mengandung serat adalah, bayam,
kangkung, buncis, daun beluntas, daun singkong, kacang panjang, daun katuk,
daun kelor, sawi, kecipir, kol dan lain-lain. Buah-buahan yang banyak
mengandung tinggi serat adalah, alpukat, belimbing, srikaya, cempedak, nangka,
durian, jeruk, kedondong, kemang, mangga, nenas dan sebagainya.
Seralia yang kaya serat adalah beras, jagung,
jali dan jewawut. Beras giling mernpunyai kadar swerat dan vitamin (khususnya
vitamin B I) lebih rendah dari beras turnbuk, karena itu memilih beras
sebaiknya jangan yang terlalu bersih (putih). Kacang-kacangan yang banyak
mengandung serat adalah kacang bogar, kacang merah, kacang ijo, kedele, serta
kacang-kacangan lainnya.
2.4 Pencernaan
Pencemaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan
masuk ke dalam mulut; makanan dikunyah agar dipecah menjadi bagian-bagian
kecil, sehingga jumlah permukaan makanan lebih luas kontak dengan enzim-enzim
pencemaan.
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air
ludah yang mengandung enzim amilase (ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah
karbohidrat rantai panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi
molekul yang lebih sederhana maltosa. Sedangkan air ludah berguna untuk
melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan. Hanya sebagian kecil amilum yang
dapat dicema di dalam mulut, oleh karena makanan sebentar saja berada di dalam
rongga mulut. Oleh karena itu sebaiknya makanan dikunyah lebih lama, agar
memberi kesempatan lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut. Dengan proses
mekanik, makanan ditelan melalui kerongkongan dan selanjutnya akan memasuki
lambung.
2.4.1 Pencernaan
dalam lambung
Proses pemecahan amilum diteruskan di dalam
lambung, selama makanan belum bereaksi dengan asam lambung.
2.4.2 Pencernaan
dalam usus
Di usus halus, maltosa, sukrosa dan laktosa
yang berasal dari makanan maupun dari hasil penguraian karbohidrat karbohidrat
kompleks akan diubah menjadi mono sakarida dengan bantuan enzim-enzim yang
terdapat di usus halus.
2.4.3 Absorbsi
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk
monosakarida, proses penyerapan ini terjadi di usus halus. Glukosa dan
galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transfer aktif, sedangkan fruktosa
dengan jalan difusi. Para ahli sepakat bahwa karbohidrat hanya dapat diserap
dalam bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya maltosa, sukrosa
dan laktosa dalam urine apabila mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya
berbagai jenis karbohidrat diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakan dalam
proses metabolisme. Berdasarkan urutan, yang paling cepat di absorpsi adalah
galaktosa, glukosa dan terakhir fruktosa.
2.5 Metabolisme
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa
akan menuju ke hepar melalui vena portae. Sebahagian karbohidrat ini diikat di
dalam hati dan disimpan sebagai glikogen, sehingga kadar gula darah dapat
dipertahankan dalam batas-batas normal (80-120 mg%).
Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis
dalam bentuk glukosa, oleh karena fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih
dahulu sebelum memasuki pembuluh darah.
Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan
melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besar (2/3) akan disimpan di dalam otot dan
selebihnya di dalam hati sebagai glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini
sangat terbatas (maksimum 350 gram), dan jika penimbunan dalam bentuk glikogen
ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi lemak
dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut,
simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi
lemak. Jika dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak
jauh melebihi jumlah simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan
banyak enersi, mendapatkan enersi dari basil pembakaran glukosa yang di ambil
dari aliran darah. Kadar gula darah akan diisi kembali dari cadangan glikogen
yang ada di dalam hati. Kalau enersi yang diperlukan lebih banyak lagi,
timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak
diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke hati.
Disini zat antara itu diubah menjadi glikogen,
mengisi kembali cadangan glikogen yang telah dipergunakan untuk meningkatkan
kadar gula darah. Peristiwa oksidasi glukosa di dalam jaringan-jaringan terjadi
secara bertahap dan pada tahap-tahap itulah enersi dilepaskan sedikit demi
sedikit, untuk dapat digunakan selanjutnya.
Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi,
glukosa dan glikogen diubah menjadi asam pyruvat. Asam pyruvat ini merupakan
zat antara yang sangat penting dalam metabolisme karbohidrat. Asam pyruvat
dapat segera diolah lebih lanjut dalam suatu proses pada "lingkaran
Krebs". Dalam proses siklis ini dihasilkan CO2 dan H2O dan
terlepas enersi dalam bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga kimia yang
besar yaitu ATP (Adenosin Triphosphate). ATP ini mudah sekali melepaskan
enersinya sambi}berubah menjadi ADP (Adenosin Diphos phate). Sebagian dari asam
piruvat dapat diubah menjadi "asam laktat". Asam laktat ini dapat
keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki aliran darah menuju ke hepar.
Di dalam hepar asam laktat diubah kembali
menjadi asam pyruvat dan selanjutnya menjadi glikogen, dengan demikian akan
menghasilkan enersi.
Hal ini hanya terdapat di dalam hepar, tidak
dapat berlangsung di dalam otot, meskipun di dalam otot terdapat juga glikogen.
Sumber glikogen hanya berasal dari glukosa dalam darah. Metabolisme karbohidrat
selain di pengaruhi oleh enzim-enzim, juga diatur oleh hormon-hormon tertentu.
Hormon Insulin yang dihasilkan oleh "pulau-pulau Langerhans" dalam pankreas
sangat memegang perananan penting. Insulin akan mempercepat oksidasi glukosa di
dalam jaringan, merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel
hepar maupun otot. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa di dalam darah
meninggi. Sebaliknya apabila kadar glukosa darah menurun, glikogen hati
dimobilisasikan sehingga kadar glukosa darah akan menaik kembali. Insulin juga
merangsang glukoneogenesis, yaitumengubah lemak atau protein menjadi glukosa.
Juga beberapa horrnon yang dihasilkan oleh hypophysis dan kelenjar suprarenal
merupakan pengatur-pengatur penting dari metabolisme karbohidrat.
Enzim sangat diperlukan pada proses-proses
kimiawi metabolisme zat-zat makanan. vitamin-vitamin sebagian dari enzim,
secara tidak langsung berpengaruh pada metabolisme karbohidrat ini. Tiamin
(vitamin B1) diperlukan dalam proses dekarboksilase karbohidrat. Kekurangan
vitamin B1 akan menyebabkan terhambatnya enzim-enzim dekarboksilase, sehingga
asam piruvat dan asam laktat tertimbun di dalam tubuh. Penyakit yang
ditimbulkan akibat defisiensi vitamin B1 itu dikenal sebagai penyakit
beri-beri.
2.6 Regulasi
Kadar Gula Darah
Tanpa bantuan hormon, kadar gula darah akan
mengalami fluktuasi yang besar. Kadar gula darah akan segera meningkat sesudah
makan, dan sebaliknya bila tidak ada asupan makanan pada periode tertentu,
kadar gula darah akan turun sangat rendah. Untuk mencegah terjadinya fluktuasi
yang membahayakan ini, tubuh akan meregulasi glukosa darah dengan menggunakan
hormon insulin dan glukagon.
Hormon insulin disekresikan oleh sel-sel beta
pankreas apabila kadar gula darah meninggi (hiperglikemia), yang biasanya
terjadi sesudah rnakan, seperti nasi, roti, gula, dan lain sebagainya.
Peninggian kadar gula darah ini, akan merangsang sekresi insulin dari sel-sel β
pulau Langerhans pankreas. Sekresi Insulin ini berlangsung dalam dua rase, pada
rase pertama kadar insulin melonjak tinggi seketika. Hal ini terjadi 10 menit
sesudah kenaikan kadar gula darah, dan dimungkinkan karena ada simpanan insulin
dalam granula. Kemudian terjadi rase ke dua yang bersifat lambat, berlangsung
selama lebih dari 10 menit sampai 2 jam. Dalam jam pertama sesudah makan, gula
darah meningkat sampai 160 11 mg%, dan kemudian menurun lagi berkat pengaruh
insulin, sehingga 2 jam sesudah makan kadar gula darah normal kembali, yakni
120 mg%. Insulin akan merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan dan kemudian
memecahnya menjadi enersi, menyimpannya dalam bentuk glikogen dan mengubahnya
menjadi lemak. Dengan proses tersebut diatas, kadar gula darah akan menurun dan
kembali normal 2 sampai 2 ½ jam sesudah makan.
Sebaliknya bila kadar gula darah rendah,
hormon glukagon yang dihasilkan sel-sel α pankreas akan rnenstimulasi sintesa
glukosa dari asam amino, menyebabkan terlepasnya glikogen dari hepar, yang akan
rneninggikan kadar gula darah. Jadi, aktifitas hormon insulin dan glukagon
berlawanan satu sama lain.
Ada juga hormon lain yang dapat rnernbantu
rneninggikan kadar gula darah, salah satu yang paling penting adalah epinefrin
(adrenalin) yang merangsang pernbebasan glukosa dari glikogen. Hormon epinefrin
ini akan disekresikan pada situasi dimana tubuh dalam keadaan stress ataupun
dalarn keadaan bahaya. Peningkatannya akan menaikkan kadar gula darah, yang akan
membantu tubuh untuk berkelahi atau berlari langkah seribu.
2.6.1 Diabetes
Mellitus
Pada defesiensi insulin, glukosa tidak dapat
masuk ke dalarn sel-sel, sehingga kadar gula darah meninggi, namum timbunan
glukosa tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk rnenghasilkan enersi untuk
keperluan sel-sel yang membutuhkannya. Glukosa yang tertumpuk itu dibuang
melalui ginjal ke dalam urine, sehingga terjadi glukosuria.
Karena
glukosa tidak dapat dipergunakan sebagai penghasil enersi, maka lemak dan
protein lebih banyak dipecah untuk menghasilkan enersi yang dibutuhkan,
sehingga terjadi peningkatan glukoneogenesis. Peningkatan pemecahan asam lemak
akan menghasilkan keton bodies, sehingga bila keton bodies ini meninggi dalam
darah (ketosis) akan mengakibatkan penurunan pH darah, sehingga terjadi
asidosis.
2.6.2 Karies
dentis
Hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan
terjadinya karies dentis ada kaitannya dengan pembentukan plaque pada permukaan
gigi. Plaque terbentuk dari sisa-sisa makanan yang melekat di sela-sela gigi.
Plaque ini akhirnya akan ditumbuhi bakteri yang dapat mengubah pH rongga mulut
menurun sampai dengan pH 4,5. Pada keadaan demikian maka struktur email gigi
akan terlarut (email tidak larut pada pH 5,41). Konsumsi gula murni (permen,
coklat, karamel) sering, akan menyebabkan keasaman rongga mulut menjadi
permanen, sehingga semakin banyak email yang terlarut. Kerusakan email yang
parah, disebut dengan karies dentis.
Dari berbagai penelelitian sukrosa (gula bit
dan gula tebu) mempunyai efek kariogenik lebih tinggi dibandingkan dengan
fruktosa, glukosa dan maltosa. Sedangkan karbohidrat kompleks seperti amilum
dan dekstrin, efek kariogeniknya tidak ada sama sekali.
2.7 Fungsi
karbohidrat
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan makanan, seperti rasa, warna dan tekstur.
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
2.7.1 Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1
gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.
Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi enersi untuk aktifitas tubuh,
clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada
beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat
menggunakan enersi yang berasal dari karbohidrat saja.
2.7.2 Melindungi protein agar tidak dibakar
sebagai penghasil enersi.
Kebutuhan
tubuh akan enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di
konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup
terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam
tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil
enersi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan
kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.
2.7.3 Membantu metabolisme lemak dan protein
dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang
berlebihan.
2.7.4 Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi
zat-zat toksik tertentu.
2.7.5 Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi
khusus di dalam tubuh. Laktosa misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium.
Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.
2.7.6 Selain itu beberapa golongan karbohidrat
yang tidak dapat dicerna, mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk
pencernaan, memperlancar defekasi.
2.8 Defisiensi
karbohidrat
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah
tertentu setiap harinya. Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang
khusus, kekurangan karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah.
Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per Kg berat badan sehari untuk mencegah
terjadinya ketosis.
Secara keseluruhan tubuh harus mempertahankan
keseimbangan tertentu dalam utilisasi karbohidrat, lemak dan protein sebagai
sumber enersi.
Jika asupan karbohidrat ditiadakan, maka
cadangan lemak dalam jaringan adiposa akan dimobilisasi sedemikian cepatnya,
sehingga tubuh tidak dapat mengoksidasi karbohidrat seluruhnya menjadi CO2 dan H2O.
Sebagian dari hasil pemecahan lemak itu akan diubah menjadi substansi yang
disebut dengan keton bodies. Walaupun tubuh dapat menggunakan keton bodies ini
sebagai penghasil enersi dan dieksresikan melalui urine, produksi dalam jumlah
besar akan teljadi penumpukan keton bodies di dalam darah dan mengakibatkan
terjadinya ketosis.
Hal ini sangat berbahaya dan dapat terjadi
pada penderita Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol. Jumlah asupan
karbohidrat juga mempengaruhi penggunaan protein sebagai penghasil enersi. Jika
asupan karbohidrat rendah, tubuh akan memecah asam amino untuk menghasilkan
enersi dan mensintesa glukosa tubuh, sehingga jaringan yang membutuhkan gula
ini akan mampu menjalankan fungsinya. Oleh karena sebagian protein tubuh
digunakan untuk tujuan ini, maka sedikit karbohidrat dapat menyebabkan
pemecahan dari jaringan otot untuk menghasilkan enersi.
Gejala yang timbul akibat asupan karbohidrat
yang rendah adalah fatique, dehidrasi, mual, nafsu makan berkurang, dan tekanan
darah kadang-kadang turun dengan mendadak sewaktu bangkit dari posisi berbaring
(hipotensi ortostatik).
Asupan karbohidrat yang adekwat, penting untuk
mempertahankan cadangan glikogen yang dibutuhkan pada aktifitas fisik jangka
panjang. Peningkatan glikogen otot dengan adanya proses penumpukan karbohidrat
akan menambah stamina 30-60 menit lebih lama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah
tertentu setiap harinya. Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang
khusus, kekurangan karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah.
Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per Kg berat badan sehari untuk mencegah
terjadinya ketosis.
Secara umum definisi karbohidrat
adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan
pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di
dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian
dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
3.1.1 Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1
gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.
3.1.2 Melindungi protein agar tidak dibakar
sebagai penghasil enersi.
3.1.3 Membantu metabolisme lemak dan protein
dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang
berlebihan.
3.1.4 Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi
zat-zat toksik tertentu.
3.1.5 Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi
khusus di dalam tubuh. Laktosa misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium.
Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.
3.1.6 Selain itu beberapa golongan karbohidrat
yang tidak dapat dicerna, mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk
pencernaan, memperlancar defekasi.
3.2 Saran
3.2.1 Pembaca harus dapat mengerti tentang Karbohidrat
mulai dari klasifikasinya sampai dengan bahaya yang ditimbulkan oleh Karbohidrat.
Sebab selain bahya yang ditimbulkan oleh Karbohidrat adapula Fungsi yang baik
bagi tubuh.
3.2.2 Mahasiswa selaku calon perawat dapat lebih mengenal
tentang pembahasan ini, dan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat luas
disekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar