BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam
udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses
ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan
dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar
yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. Pernapasan
Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat,
sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara
ke dalam paru-paru di mana terjadi
pertukaran gas. Diafragma menarik udara
masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan
pada berbagai jenis makhluk hidup
1.1.1 Sistem
pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk ,otot
interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma.
1.1.2 Udara
disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea
1.1.3 Dinding
trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka
1.1.4 Trakea
bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-paru
1.1.5 Kedua-dua
bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Jelaskan
pengertian sistem pernafasan.
1.2.2 Jenis
– jenis pernapasan
1.2.3 Alat
– alat Sistem Pernapasan beserta fungsinya
1.2.4 Penyakit
yang sering timbul pada sistem Pernapasan beserta gejala dan penanggulangan
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Memahami
pengertian sistem pernapasan.
1.3.2 Mengetahui
Jenis – jenis pernapasan.
1.3.3 Memahami
Organ sistem pernapasan beserta fungsinya
1.3.4 Memahami
dan mengerti kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan dan cara
penanggulangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
dan pengertian Sistem Pernapasan
Sistem Pernafasan atau Respirasi
adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara
luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru. Pernapasan adalah suatu
proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun
karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran
gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan
pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran
udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler,
sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara
di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan
masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar.
2.2 Jenis - Jenis Pernapasan
2.2.1 Pernapasan Dada
adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai
berikut
·
Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.
·
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan
fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang
dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2.2.2 Pernapasan Perut
·
Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan
dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara
luar yang kaya oksigen masuk.
·
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan
fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2.3 Alat-Alat Sistem Pernapasan
Alat
pernapasan adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan
sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob. Alat pernapasan
pada manusia terdiri atas rongga hidung, faring ( tekak), laring (pangkal
tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
2.3.1 Rongga hidung ( cavum nasalis)
Udara
dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir. Selaput
lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler
darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Jadi, rongga hidung
berfungsi untuk: menyaring udara, melembapkan udara, dan memanaskan udara.
diperoleh dari lingkungan sekitar. Oksigen diperlukan untuk oksidasi
(pembakaran) zat makanan, yaitu gula (glukosa). Proses oksidasi makanan
bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk
aktivitas hidup, misalnya pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh, pembakaran
sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan energi,pernapasan juga
menghasilkan karbon dioksida, dan uap air.
2.3.2 Faring ( tekak)
Udara
dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong,
terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka.
Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan ( nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring)pada bagian belakang.
2.3.3 Laring (pangkal tenggorokan)
Laring
terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan buah tulang
rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka
glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan
faring. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan
makanan, epiglotis tertutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi
menuju kerongkongan. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk
ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang
terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas,
dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga ditemukan adanya
pita suara. Masuknya udara
melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
2.3.4 Tenggorokan
( trakea)
Tenggorokan
berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di
rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
2.3.5 Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)
Tenggorokan
(trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkuskiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan
bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannyamelingkari lumen dengan sempurna. Bronkus
bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
2.3.6 Bronkiolus
Bronkiolus
adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang
bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang
menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju
paru-paru sebelah kiri hanya bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus
dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak
sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus. Ciri khas bronkiolus
adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal
dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel. fungsi
dari bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang dihirup
agar mencapai paru-paru.
2.3.7 Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru
terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.
Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang
terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmosinister) yang terdiri atas 2
lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.
Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam
(pleuravisceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan
dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat
rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan
pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga
pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun
oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan
dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
2.4 Penyakit yang sering timbul pada Sistem
Pernapasan
2.4.1 Penyakit Kanker
Paru-paru
Penyakit Kanker
Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan, baik bagi pria
maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya, seperti
kanker prostat, kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru
dewasa ini cenderung lebih cepat meningkat perkembangannya.
Penyakit
kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat
(abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan
sell atau ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal
ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh
misalnya tulang, hati, atau otak.
Penyakit
kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya
disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas
mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun
biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
Klasifikasi Penyakit
Kanker Paru-Paru
Ada pengklasifikasian dari penyakit
kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat penyebarannya baik dijaringan paru
itu sendiri maupun terhadap organ tubuh lainnya. Namun pada dasarnya penyakit
kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya:
ü Kanker paru-paru primer
Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell
lung cancer (SCLC) dan Non-small cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis
sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat
cepat hingga membesar. Biasanya disebut “oat cell carcinomas” (karsinoma sel
gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup
berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy.
Sedangkan
NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali menyerang
lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma kondromatous
dan Sarkoma.
ü Kanker paru sekunder
Merupakan penyakit kanker paru yang
timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang
paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar
melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.
Tanda dan Gejala
Penyakit Kanker Paru-paru
Tanda dan gejala kanker paru ini hanya
akan muncul saat perkembangan abnormal sell ini semakin parah kearah stadium
yang lebih lanjut, dan ini memerlukan waktu bertahun-tahun sejak awal
perkembangannya. Bahkan ada kemungkinan tidak menampakkan adanya tanda dan
gejala khusus, melainkan hanya tampak jika dilakukan X-ray. Namun jika beberapa
tanda dan gejala dibawah ini apabila dirasakan, sebaiknya segeralah periksa ke
dokter :
·
Batuk-batuk
yang lama pada orang merokok
·
Kesulitan
bernafas (nafas pendek)
·
Batuk
mengeluarkan darah (meskipun jumlah sedikit)
·
Sering
mengalami infeksi paru (pneumonia atau bronchitis)
·
Adanya
nyeri dada, bahu dan bagian punggung
·
Suara
yang berubah dari biasanya
·
Batuk
lebih dari 2 minggu pada orang yang tidak merokok
·
Lainnya
seperti susah menelan, leher dan wajah tampak membengkak, nafsu makan
berkurang, hilangnya berat badan, cepat lelah atau lemah.
Penyebab Penyakit Kanker Paru-paru
Penyebab terbesar adalah merokok,
Sedangkan lainnya adalah disebabkan adanya kontaminasi udara sekitar oleh zat
asbes, polusi udara oleh asap kendaraan ataupun pembakaran termasuk asap rokok.
Ada beberapa kasus penyakit yang memicu terjadinya penyakit kanker paru-paru
ini, yaitu penyakit TBC dan Pneumonia. Kedua penyakit ini dapat menimbulkan
perlukaan pada jaringan sell organ paru sehingga mensupport terjadinya
pertumbuhan sell abnormal didalam rongga tersebut. Biasanya kanker paru yang
berkembang dari kasus ini adalah jenis adenocarcinoma (adenoma).
Penanganan dan Treatment Penyakit Kanker Paru
Penanganan dan treatment atau
pengobatan yang dilakukan pada orang yang terdiagnosa mengalami penyakit kanker
paru akan tergantung dari tingkat stadiumnya, kemungkinan dilakukannya operasi,
serta kondisi umum si Penderita. Hal ini tidak terlepas dari riwayat serta
penyebab dari adanya kanker paru tersebut tentunya.
Beberapa
langkah yang biasa dilakukan adalah:
·
Tindakan
operasi pembedahan mengangkat sell kanker
·
Tindakan
Therapy Radiasi
·
Tindakan
Therapy Kemotherapy
·
Tindakan
penyuntikan {Photodynamic (PTD)}
Pemberian
Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru.
Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker
paru, Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan
buah tomat.
2.4.2 Empisema
Paru
Emfisema Paru-paru adalah
penyakit saluran pernafasan yang berciri sesak napas terus menerus
yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga dan sering kali dengan perasaan
letih dan tidak bergairah atau kalau bahasa awamnya disebut “Paru-Paru Basah”
Emfisema Paru-paru adalah
penyakit paru obstruktif kronik. Emfisema paru-paru merupakan penyakit yang
gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung
udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang
luas.
Gejala Emfisema
Paru-paru
·
Adapun gejala dari penyakit emfisema
paru-paru diantaranya adalah:
·
Pada awal gejalanya serupa dengan
bronkhitis Kronis
·
Napas terengah-engah disertai dengan
suara seperti peluit
·
Dada berbentuk seperti tong, otot
leher tampak menonjol, penderita sampai membungkuk
·
Bibir tampak kebiruan
·
Berat badan menurun akibat nafsu makan
menurun
·
Batuk menahun
Penyebab Emfisema
Paru-paru
·
Bronkhitis Kronis yang berkaitan
dengan merokok
·
Mengisap asap rokok/debu
·
Pengaruh usia
Komplikasi yang terjadi pada penderita Emfisema Paru-paru, diantaranya
adalah:
·
Sering mengalami infeksi ulang pada
saluran pernapasan
·
Daya tahan tubuh kurang sempurna
·
Proses peradangan yang kronis di
saluran napas
·
Tingkat kerusakan paru makin parah
Jika seseorang telah memiliki penyakit
emfisema paru-paru, pengobatan yang dapat diambil untuk menghentikan
perkembangan dan untuk melindungi diri dari komplikasi:
·
Berhenti merokok. Berhenti merokok
merupakan paling penting yang dapat diambil untuk kesehatan penderita
secara keseluruhan untuk menghentikan perkembangan emfisema. Jika perlu,
Bergabunglah dengan program berhenti merokok agar anda benar benar bisa menghentikan
kebiasan mengkonsumsi rokok.
·
Hindari iritasi pernapasan
termasuk asap dari knalpot cat dan mobil, beberapa bau masakan, parfum
tertentu, bahkan membakar lilin dan kemenyanpun juga perlu dihindari.
·
Berolahraga secara teratur. Penderita
bisa mengurangi penyakit emfisema dengan cara berolah raga secara teratur,
dengan melakukan hal ini penderita dapat meningkatkan kapasitas paru paru yang
tentunya akan membuat pernafasan lebih lega.
·
Melindungi diri dari udara dingin.
Udara dingin dapat menyebabkan kejang pada saluran bronkial yang membuat
lebih sulit untuk bernapas. Sehingga penyakit Emfisema Paru-paru bisa bertambah
parah.
2.4.3 Tuberkulosis
atau TBC
Tuberkulosis
atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam penularannya. Seperti
halnya penyakit flu biasa, dalam penyebaranya TBC juga melalui udara. Penyakit
tuberkolosis sangat mematikan apabila tidak segera dilakukan penanganan. Di
Indonesia, penanganan sejak dini sudah dilakukan dengan memberikan paket
imunisasi BCG pada balita. Namun demikian, belum sepenuhnya Indonesia 100%
terbebas dari penyakit ini.
Kebanyakan
masyarakat Indonesia masih banyak yang belum mengerti dan mengenal penyakit
ini. Dengan gejala awal batuk yang kemudian disertai dengan demam,
kadang-kadang masyarakat masih mengangap itu hanya penyakit biasa dan tidak mau
melakukan pemeriksaan secara lebih intensif untuk mengetahui lebih dalam lagi
tentang gejala yang dirasakannya. Dan ketika batuk tidak berhenti selama 2
minggu dan keadaan semakin parah yang kadang-kadang batuk yang disertai dengan
darah, yang menandakan penyakit sudah parah barulah melakukan pemeriksaan dan
pengobatan.
Mycobacterium
Tuberculosis adalah bakteri penyebab dari penyakit TBC, kuman ini berbentuk
batang yang mengelompok atau disebut berkoloni. Kuman ini paling sering
menyerang organ pernafasan atau paru-paru, walaupun masih bisa menyerang organ
tubuh yang lain. Infeksi primer dapat terjadi pada indifidu yang belum memiliki
kekebalan terhadap basil ini. Nama lain dari TBC adalah TB yaitu adalah singkatan
dari tubercles bacillus. Jadi antara TBC dan TB adalah penyakit yang sama.
Dengan
penyebaran melalui udara, TBC dapat menyerang siapa saja. Dari organ
pernafasan, penderita dapat menularkan melalui bersin, batuk, atau hembusan
udara yang melalui hidung ataupun mulut. Kuman yang bertebaran di udara akan
terhisap oleh orang yang ada disekitar melalui pernafasan dan masuk kedalam
paru-paru, kemudian masuk ke saluran limfe paru. Dari limfe inilah menyebar ke
seluruh tubuh melalui aliran darah.
Selain
menyerang organ paru, bakteria ini dapat menyerang organ-organ tubuh yang
lainnya seperti sendi, otot, tulang, saluran kencing, sistem syaraf pusat,
sumsum tulang, dan sistem limfa. Tidak semua organ yang terserang menimbulkan
gejala yang secara langsung dapat kita rasakan, tergantung dari bagian mana
yang diserang. Sebagai contoh apabila yang terserang bagian tulang belakang
maka gejala yang dirasakan adalah rasa sakit pada bagian tulang belakang. Dan
apabila bakteria menyerang bagian organ ginjal maka, penderita mungkin akan
mengalami masalah kencing darah.
Manusia
mempunyai sistem imun yang akan menjaga dari serangan bakteria ini, sistem
imunitas akan menyerang bakteria TBC selepas 2-8 minggu dari mulai terjangkit
Tuberculosis. Sel darah putih disebut makrofak, akan dihasilkan untuk melawan
bakteria dan “ membungkusnyaâ€. Jika bakteri
ini mati, berarti kita akan terbebas sepenuhnya dari masalah TBC. Tetapi jika
tidak, maka ia akan menjadi tidak aktif dan akan berada dalam tubuh selama
beberapa tahun. Dalam hal ini anda dikategorikan terjangkit TBC tetapi tidak
mengalami masalah dan tidak menulari orang lain.
Penularan TBC dan gejalanya
Penderita
TBC biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan sebagai gejala utama selama
beberapa minggu yang diikuti dengan demam tinggi. Biasanya demam menyerang pada
malam hari, namun ketika siang demam akan berkurang bahkan cenderung turun dan
akan datang lagi bila mulai menjelang malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan
tubuhnya akan menurun secara drastis, nafsu makan berkurang, dan berat badan
juga menurun dengan sangat cepat, rasa lelah dan batuk-batuk. Ini terjadi jika
infeksi awal telah berkembang menjadi progressive tuberculosis yang menjangkiti
organ paru dan organ tubuh lainnya.
Dalam
kasus reactivation tuberculosis, infeksi awal tubercilosis (primary
tuberculosis) mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melainkan hanya
tiduran untuk sementara
waktu. Bakteri ini akan aktif apabila kondisi tubuh sedang tidak fit dan dalam
imunitas yang rendah. Bila penyakit ini semakin progresif maka bakteri yang
aktif akan merusak jaringan paru-paru dan berbentuk rongga-rongga (lubang) pada
paru-paru penderita, maka si penderita akan batuk-batuk dan memproduksi sputum
(dahak) yang bercampur darah. Bila tidak segera dilakukan tindakan penanganan
maka akan dapat menimbulkan kematian pada si penderita. Penderita yang tidak
berobat dapat menularkan penyakitnya kepada orang disekitarnya.
Pada
umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan
dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan
hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, alat
makanan dan minuman yang mengandung kuman TBC. Melalui medium air, TBC juga
bisa bertahan dan menyebar. Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya
gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini
digolongkan penyakit kronis.
Gejala umum yang sering dirasakan adalah :
·
Batuk lama lebih dari 30 hari yang
disertai ataupun tidak dengan dahak bahkan bisa disertai juga dengan batuk
darah.
·
Demam lama dan berulang tanpa sebab
yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau infeksi saluran nafas akut), dan
terkadang disertai dengan badan yang berkeringat di malam hari.
·
Nafsu makan menurun dan bila terjadi
pada anak maka terlihat gagal tumbuh serta penambahan berat badan tidak memadai
sesuai dengan usia anak tersebut.
·
Berat badan menurun dengan drastis
tanpa sebab yang jelas disamping karna nafsu makan yang menurun, pada anak
berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah dilakukan penanganan
gizi.
·
Adanya pembesaran kelenjar seperti di
leher atau ketiak.
·
Pada anak yang primary pulmonary
tuberculosis (infeksi pertama yang disebabkan oleh tuberculosis) tidak
menampakan gejalanya meskipun dilakukan pemeriksaan dengan sinar X-ray.
Kadang-kadang pada anak jarang terlihat gejala adanya pembesaran kelenjar getah
bening atau batuk-batuk. Dalam banyak kasus jika tuberculin skin testnya
menunjukan hasil positif maka si penderita diindikasikan menderita penyakit
TBC, meskipun tidak menunjukan gejala tetapp harus mendapatkan perawatan
serius.
Penentuan
tentang terjangkit atau tidaknya penyakit ini untuk secara pasti perlu dari
pengkajian secara klinis, pemerikasaan fisik, gambaran radiologi atau rontgen paru
dan pemerisaan laboratorium klinis ataupun bakteriologi. Sebagian kasus
menunjukan bahwa makrofak (sel kekebalan tubuh) tidak dapat melawan bakteria.
Bakteria
akan bertindak aktif dan akan mulai menyerang organ, terutama paru-paru,
sehingga menyebabkan anda mengalami batuk kering. Wanita yang mengidap batuk
kering dapat menularkan penyakit ini jika mengandung. Kondisi ini dapat terjadi
sebelum atau sesudah bayi di lahirkan. Di tahun pertama setelah kelahiran, bayi
akan menunjukan gejalanya jika memang tertular TBC dari ibunya. Bukan karna
faktor penurunan gen penyakit ini ditularkan, namun karena disebabkan oleh
sirkulasi darah dalam tubuh ibu yang mengandung tuberculosis sehingga
berpengaruh terhadap anak yang dikandungnya.
Pencegahan dan Penanganan Pengobatan TBC
TBC
bisa diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan semangat yang besar
untuk sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang disekitar anda sangatlah
diperlukan. Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum obat yang
diberikan dokter harus dilakukan penderita agar penyakit yang dideritanya
segera sembuh. Pengobatan yang dilakukan dapat bertujuan untuk menyembuhkan,
mencegah kematian, dan kekambuhan.
Adapun
obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Streptomisin dan
Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang sering digunakan adalah
Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin dikombinasikan dengan Klavulanat.
Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan untuk keseluruhan. Faktor utama dari
pada kesembuhan adalah prilaku dan lingkungan dimana sipenderita itu tinggal,
kedisiplinan dalam minum obat dan dan dukungan orang-orang disekitar si
penderita.
Dalam
proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan petunjuk dan
waktu yang telah ditentukan (6-12 bulan) berturut-turut tanpa putus serta
mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas kesehatan yang
memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta dalam mengawasi dan
memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah diberikan. Jika si
penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat, dapat mengakibatkan
kuman-kuman yang ada didalam tubuh akan menjadi kebal terhadap obat tersebut.
Dan apabila si penderita berhenti minum obat sebelum waktunya maka, batuk yang
sudah hilang akan timbul kembali dan kemungkinan kuman akan kebal dan TBC akan
sulit untuk disembuhkan.
Dilakukannya
pengobatan selama 6-9 bulan karena, bakteri-bakteri tuberkulosis memiliki daya
tahan yang sangat kuat hingga berbulan-bulan walaupun sudah terkena antibiotik.
Kombinasi beberapa obat sangat diperlukan karena untuk menghadapi kuman TBC
yang berada dalam berbagai stadium dan fase pertumbuhan yang cepat. Walaupun
gejala-gejala sudah hilang, namun pengobatan tidak boleh berhenti sampai batas
waktu yang telah ditentukan.
2.4.4 Penyakit Pneumonia
Infeksi
paru-paru atau yang sering dikenal dengan istilah Pneumonia merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri atau virus. Penyakit Pneumonia ini dapat menyerang siapa saja mulai dari
bayi, anak-anak, remaja hingga orang tua dapat terkena Pneumonia. Pada kasus
penderita Pneumonia, bakteri atau virus yang menyerang dapat menginfeksi salah
satu organ paru-paru atau bahkan kedua organ paru-paru. Ketika seseorang
terkena flu, bisa saja itu merupakan penyebab awal terinfeksi bakteri atau
virus penyebab Pneumonia akibat
adanya iritasi pada paru-paru yang ditimbulkan oleh flu.
Sebagai
organ penting, paru-paru berperan dalam system pernapasan sebagai penyaring
oksigen yang dihirup. Setelah disaring, oksigen tersebut diedarkan ke seluruh
bagian tubuh bersama dengan aliran darah melalui alveolus. Pada penderita
Pneumonia, kadar oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh akan rendah
dibandingkan orang normal karena fungsi dari alveolus mereka mengalami gangguan
akibat terkena virus atau bakteri sehingga oksigen kesulitan menembus
paru-paru.
Tingkat
kerusakan yang disebabkan oleh Penyakit
Pneumonia ini tergantung dari kesehatan penderitanya.
Apabila disebabkan oleh bakteri, maka penderita akan merasakan demam dengan
suhu tubuh tinggi disertai dengan menggigil. Berbeda halnya dengan penderita
Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus, pada kasus ini virus akan
berkembang secara lambat dan butuh waktu lama untuk mengusir virus tersebut
dari tubuh penderita. Apabila disebabkan oleh virus, penderita akan mengalami
sakit kepala, sakit pada bagian dada, batuk dan sakit pada otot. Dengan
demikian, penderita akan kesulitan bernapas, bernapas dengan frekuensi cepat
yang menyebabkan penderita batuk dan mengeluarkan lendir.
Gejala
Pneumonia
Ketika
seseorang mengalami flu kemudian merasakan gejala-gejala seperti yang telah diutarakan di atas, maka
segeralah memeriksakan diri ke dokter. Apabila pada waktu diperiksa doter
menggunakan stetoskop terdengar suara seperti berderak atau gelembung pada
bagian paru-paru, maka dapat diindikasikan bahwa orang tersebut terkena Gejala
Pneumonia. Selain menggunakan stetoskop, hasil rontgen
pada bagian dada juga memberikan kontribusi penting dalam mendeteksi penyakit
tersebut. Dari hasil rontgen tersebut, dokter dapat mengetahui apakah penderita
terkena Pneumonia disebabkan oleh bakteri atau virus dengan melihat daerah
putih yang merata pada paru-paru sebagai tanda adanya penumpukan cairan.
Mengobati
Penyakit Pneumonia
Penderita
Pneumonia dapat sembuh total apabila mendapatkan penanganan dan pengobatan yang
tepat. Apabila infeksi disebabkan oleh bakteri, maka penderita akan diberikan
resep antibiotik. Sedangkan cara mengobati
penyakit pneumonia pada penderita Pneumonia yang disebabkan oleh virus,
maka dokter akan memberikan obat penurun demam dan batuk karena antibiotik
tidak bekerja pada kasus ini.
Bagi
seseorang yang sudah terlanjur terserang Pneumonia hendaknya senantiasa mencuci
tangan secara teratur untuk mencegah masuknya kuman berbahaya agar tidak
memperparah keadaan. Selain itu, penderita juga harus beristirahat dengan cukup
untuk menguatkan system kekebalan tubuh.
Demikianlah
yang dapat Kami sampaikan mengenai Cara Mengetahui dan Mengobati Gejala
Penyakit Pneumonia ini, semoga artikel yang masih penuh dengan kekurangan ini
bisa bermanfaat bagi Anda yang membaca, khususnya bagi Anda yang sedang mencari
referensi terkait penyakit
Pneumonia.
2.4.5 Penyakit asma
Asma
adalah satu penyakit penyempitan saluran pernafasan yang ditandai dengan
inflamasi (peradangan) di saluran napas dan spasme (kejang) akut otot polos
bronkiolus. Penyakit ini menyebabkan produksi mukus yang berlebihan dan
menumpuk, penyumbatan aliran udara, dan penurunan pertukaran udara di alveolus.
Asma terjadi pada individu tertentu yang merespon secara agresif berbagai jenis
iritan (penyabab iritasi) di saluran nafas.
Penyebab Penyakit
Asma
Ada beberapa faktor resiko yang penyebab
penyakit ini, diantaranya yaitu:
·
Faktor Genetik/keturunan
Adanya riwayat asma atau alergi dalam
keluarga, mengisyaratkan adanya kecederungan genetik/keturunan.
·
Terpapar beberapa rangsangan/iritan
berulang atau terus menerus, terutama pada masa perkembangan.
Meskipun kebanyakan penderita yang didiagnosis
adalah anak-anak, orang dewasa juga dapat terkena penyakit ini tanpa ada
riwayat penyakit sebelumnya, Mungkin penyebabnya :
·
Alergi yang memburuk atau Infeksi
Pernafasan Atas yang berulang, seperti yang dapat terjadi akibat pajanan debu
dilingkungan kerja.
Gejala Klinis
Penyakit Asma:
·
Dispnea (sesak nafas) yang bermakna
·
Batuk, terutama dimalam hari
·
Pernafasan yang dangkal dan cepat
·
Mengi (bunyi) yang dapat terjadi pada
akultasi paru. Biasanya terjadi pada saat ekspirasi, kecuali pada kondisi yang
telah parah.
·
Peningkatan usaha pernafasan, ditandai
dengan retraksi dada, disertai perburukan kondisi nafas cuping hidung.
·
Kecemasan yang berhubungan dengan
ketidak mampuan mendapat udara yang cukup
·
Udara terperangkap karena obstruksi
aliran darah, terutama terlihat selama ekspirasi.
Diagnosis Penyakit
Asma
·
Penyakit asma didiagnosis menggunakan
Spirometer yaitu alat yang mengukur dan mengidentifikasi penurunan kapasitas
dan penurunan aliran ekspirasi (puncak maksimum)
·
Untuk mengevaluasi gejala asma
dirumah,tersedia Peak Flowmeter. Dengan alat ini FEV(Force Flow rate) maksimum
yang juga disebut juga peak flow diukur selama serangan dan waktu diantara
episode asmatik (Catatan: Karena alat pribadi jangan hanya mengukur selama 1
detik,karena akan memberikan nilai yg berbeda dari FEV yang lebih akurat)
·
Saturasi hemoglobin dengan oksigen
(Saturasi Oksigen) diukur untuk mengetahui bagaimanan darak teroksigenasi
dengan baik pada individu yang memiliki gejala asmatik. Teknik ini menempatkan
sensor dijari untuk mendapat informasi dengan menilai warna darah yang mengalir
didalamnya. Hemoglobin yang tidak bersaturasi lebih gelap dibandingkan dengan
yang tersaturasi.
·
Analisis Gas Darah mungkin
memperlihatkan penurunan konsentrasi oksigen diarteri dan alkalosis
respiratoris.
Penanganan Penderita
Asma
-Langkah pertama dalam pengobatan adalah
mengevaluasi derajat/stadium asma penderita. Asma terbagi menjadi 4 stadium
yaitu ringan dan intermiten;ringan dan persisten;moderat/sedang;dan berat.
Terapi yang diberikan harus sesuai stadium
-Untuk keempat stadium asma, menghindari
terpajan allergen (bahan penyebab alergi) yang telah diketahui adalah tindakan
yg penting. Alergen contohnya: asap rokok,asap kayu,debu, dan bulu binatang.
-Pemantauan laju Peak Flow yang sering
terutama selama insiden meningkat, seperti pada musim dingin dan musim
semi(banyak serbuk sari bunga beterbangan),hal ini sanagat diperlukan bahkan
pada asma ringan sekalipun. Jika diketahui penurunan peak flow
signifikan,pengobatan harus segera dilakukan bukan ditunggu sampai bertambah
parah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Pernafasan atau Respirasi
adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara
luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru. Pernapasan adalah suatu
proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun
karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Jenis pernapasan
ada 2, yaitu sbb :
Pernapasan Dada
adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai
berikut
·
Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.
·
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan
fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang
dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan Perut
·
Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan
dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara
luar yang kaya oksigen masuk.
·
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan
fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
3.2 Saran
3.2.1 Penulis berharap agar Pembaca dapat mengerti
tentang Sistem Pernapasan mulai dari Definisi sampai dengan hal apa saja yang
perlu diperhatikan dalam Sistem pernapasan.
3.2.2 Mahasiswa
selaku calon perawat dapat lebih mengenal tentang pembahasan ini, dan dapat
mensosialisasikan kepada masyarakat luas disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Numpang Mampir Aja dan Titip Link Jangan Lupa Kunjungi Juga saya di http://belajarblog53.blogspot.com
BalasHapus