BAB
I
PENDAHULUAN
1.
1
LATAR BELAKANG
Tuberculosis
( TBC ) adalah suatu infeksi kronik, akut atau sub akut yang disebabkan oleh
mikobakterium tuberculosis yang bersifat tahan asam, anaerob dan merupakan basil
gram posistif. Yang umumnya menyerang struktur alveolar paru-paru.
Tuberculosis
(TBC) disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu micobakterium tuberculosis. Bakteri
tuberculosis berbentuk batang dengan ukuran 2-4µ x 0,2-0,5µm, bentuknya
seragam, tidak berspora, dan tidak bersimpati. Pada makalah ini akan di bahas
konsep dasar penyakit serta konsep dasar asuhan keperawatan pada TB khususnya
pada TB Renal yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
1
2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa
yang dimaksud dengan Tuberculosis renal
2) Apa
penyebab dari Tuberculosis renal
3) Bagaimana pengkajian pasien pada dengan
Tuberculosis renal
4) Apa diagnosa keperawatan pasien dengan Tuberculosis renal
1
3
TUJUAN
1) Untuk menjelaskan tentang penyakit Tuberculosis
renal
2) Untuk menjelaskan penyebab dari Tuberculosis
renal
3) Untuk menjelaskan pengkajian pasien dengan Tuberculosis
renal
4) Untuk
menjelaskan diagnose keperawatan pasien gangguan Tuberculosis renal
BAB
II
LANDASAN
TEORI
KONSEP
DASAR
2.
1.
PENGERTIAN
Tuberkulosis
adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama di kenal pada
manusia, (Amin, Zulkifli, etal.2006). Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru, (Smeltze, Suzanne C, et al. 2005). Tuberkulosis adalah
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
(Price, Sylvia A, et al, 2005). Tuberculosis paru merupakan penyakit kronik,
menular yang disebabkan oleh M.tuberculosa. (Robbins, Stanley L, et al, 1999).
TBC Renal
merupakan penyakit infeksi yang menyerang organ tubuh pada Renal dan disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis (Somantri , 2009). Sementara itu, Junaidi
(2010) menyebutkan tuberculosis (TB) sebagai suatu infeksi akibat Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ , termasuk Renal dengan gejala
sangat bervariasi.
Sedangkan Tuberculosis
ginjal dan saluran kemih disebabkan oleh organisme mikrobakterium
tuberkulosa. Organisme ini biasanya
berjalan dari paru-paru melalui aliran darah ke ginjal. Mikroorganisme kemudian
menjadi dorman di ginjal selama bertahun-tahun.
2.
2.
ETIOLOGI
TBC disebabkan
oleh basil mycobacterium tuberkulosis. M. tuberculosis termasuk familie
mycobacteriaceae yang mempunyai berbagai genus, satu diantaranya adalah
mycobacterium, yang salah satu spesiesnya adalah M. tuberculosis. M.
tuberculosis yang paling berbahaya pada manusia adalah type humanis. sejenis
kuman berbentuk batang. Basil TBC mempunyai dinding sel lipid (lemak), sehingga
tahan asam, Oleh karena itu, kuman ini disebut pula basil Tahan asam (BTA).
Kuman ini juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin karena sifatnya
yang dormant, yaitu dapat bangkit
kembali dan menjadi lebih aktif. Selain itu, kuman ini juga bersifat aerob.
Tuberculosis
ginjal dan saluran kemih disebabkan oleh organisme mikrobakterium
tuberkulosa. Organisme ini biasanya
berjalan dari paru-paru melalui aliran darah ke ginjal. Mikroorganisme kemudian
menjadi dorman di ginjal selama bertahun-tahun.
2. 3.
PATOFISIOLOGI
Individu rentan yang menghirup basil
tuberculosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke
alveoli, tempat dimana mereka terkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri.
Basil juga dipindahkan melalui system limfe dan aliran darah ke bagian tubuh
lainya (ginjal, tulang, korteks serebri), dan area paru-paru lainya (lobus
atas).
System imun berespon dengan
melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neutrofil dan makrofag) menelan banyak
bakteri, limfosit spesifik tuberculosis melisis (menghancurkan) basil dan
jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam
alveoli, menyebabkan bronkopneumonia. Infeksi awal biasanya terjadi 2 sampai 10
minggu setelah pemajanan. (Smeltzer, Suzanne C, et al.2001)
2.
4. TANDA DAN GEJALA
1) Tanda :
v Penurunan berat badan
v Anoreksia
v Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning.
2) Gejala :
Gejala
dari jenis tuberculosis pada renal ini adalah awalnya gejala tuberculosis renal
adalah ringan, disertai :
v Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi
kuman TBC yang masuk.
v Malaise
Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan
turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.
v Hematuria (adanya darah dalam urin)
dan piuria
Menandakan bahwa sudah terganggunya fungsi ginjal dalam hal
ini terganggunya system filterisasi ginjal.
v Nyeri, disuria dan sering berkemih
yang terjadi adalah akibat keterlibatan kandung kemih..
v Nyeri bagian abdomen
Timbul bila peradangan sudah sampai ke ginjal.
2. 5.
JENIS-JENIS TUBERCULOSIS (CROFTON, JOHN, ET AL. 2002)
1) Tuberculosis pada saluran nafas
bagian atas : epiglottis. Laring, faring
Hampir semua tuberculosis pada saluran pernapasan bagian
atas merupakan komplikasi dari penyakit paru. Akan tetapi, infeksi melalui
peredaran darah kadang-kadang dapat menyebabkan tuberculosis laring. Dan sering
salah didiagnosis, sebagai kanker laring . epiglottis sering terlibat pada
tuberculosis laring. Faring juga mungkin terkena. Gejala yang terdapat pada
tuberculosis pada saluran nafas bagian atas : pasien mungkin mengalami batuk
dan mengeluarkan sputum selama beberapa
saat, karena penyakit TB pada laring paling sering terjadi pada tuberkulosiss paru yang lanjut,
mungkin juga terdapat penurunan berat badan, suara serak dan perubahan suara,
menjadi suara bisikan yang basah, rasa nyeri pada telinga, rasa nyeri pada saat
menelan biasanya menandakann bahwa epiglottis juga terkena, rasa nyeri mungkin
sangat hebat, pada keadaan penyakit yang lanjut pada lidah mungkin dapat
ulkus-ulkus, pada pemeriksaan terlihat ulserasi pada pita suara atau pada bagian
lain saluran nafas atas.
2) Tuberculosis pada mulut, tonsil dan
lidah
Tuberculosis pada mulut sangat jarang, biasanya terjadi pada
gusi. Terlihat sebagai pembengkakan yang tidak begitu nyeri yang sering kali
disertai ulkus. Oleh karena hal ini biasanya merupakan lesi primer, sering kali
terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional, keadaan ini dan juga lesi
pada tonsil, ang biasanya mirip, biasanya disebabkan oleh susu yang terinfeksi,
atau mungkin oleh makanan atau droplet dari udara. Lesi pada tonsil mungkin
tidak terlihat jelas secara klinis. Lesi pada lidah biasanya merupakan akibat
sekunder dari tuberculosis paru yang lanjut. Lesi ini sering kali disertai
ulkus dan mungkin sangat nyeri. Kelainan ini cepat mengalami perbaikan dengan
kemoterapi.
3) Tuberkulosis Meningitis
Tuberkulosis meningitis tetap merupakan maslah utama dan
merupakan penyebab kematian penting dibeberapa Negara. Micobakterium
tuberculosis tipe human sekarang merupakan penyebab dari sebagian besar
tuberculosis meningitis, tetapi mikobakteria opertunistik mungkin menjadi
penyebab penyakit ini pada pasien AIDS. Gejala yang terdapat pada tuberculosis
meningitis adalah biasanya terdapat riwayat sakit yang menyeluruh selama 2
sampai 8 minggu, rasa lelah, kehilangan nafsu makan, berat badan menurun dan
demamm ringan.
4) Tuberkulosis pada pericardium
Penyakit ini jarang terjadi dibanyak tempat di dunia dan
relative umum terjadi dibeberapa tempat, khususnya bila infeksi HIV tersebar
luas. Gejala yang terdapat pada tuberculosis pericardium adalah perikarditis
kering tampak dari : nyeri mendadak yang terasa lebih ringan dengan duduk
condong kedepan. Friction rub yang terdengar dengan stetoskop pada jantung dan
mengikuti bunyi jantung. Pada pada gelombang EKG, didapatkan perubahan
gelombang T di banyak tempat. Bila terjadi efusi pericardial, gejala-gejala
klinisnya adalah sesak nafas pada kegiatan fisik, denyut nadi cepat, tekanan
darah rendah, pericardial, gejala-gejala klinisnya adalah sesak nafas pada
kegiatan fisik, denyut nadi cepat, tekanan darah rendah, pembesaran hati,
demam.
5) Tuberkulosis Kelenjar getah bening
Tuberkulosis kelenjar getah bening pada orang dewasa sama
dengan tuberculosis kelenjar getah bening pada anak. Namun ada beberapa hal
yang perlu ditekankan. Pada orang dewasa kemungkinan pembesaran kelenjar getah
bening mungkin berkaitan dengan karsinoma yang berasal dari karsinoma primer
didaerah sekitarnya.
6) Tuberkulosis tulang dan sendi
Kuman tuberculosis dapat menyebar dari kompleks primer ke
tulang atau sendi manapun. Resiko kejadian tersebut semakin besar pada anak
dengan usia muda. Kebanyakan dari tuberculosis tulang dan sendi terjadi dalam
waktu 3 tahun sesudah terjadinya infeksi pertama, tetapi dapat juga timbul lebih lama sesudahnya. Yang
sering terkena tulang belakang, kemudian pinggul, lutut serta tulang kaki
sedangkan tulang lengan atau tangan lebih jarang terkena. Tanda dan gejala yang
terdapat pada tuberculosis tulang dan sendi adalah : gejala pertama terasa
nyeri. Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut, anak atau orang dewasa yang sakit
enggan menggerakkan punggungnya, sehingga seakan-akan kaku. Nyeri akan
berkurang jika beristirahat.
7) Tuberkulosis
ginjal dan saluran kemih
Tuberculosis ginjal dan saluran
kemih disebabkan oleh organisme mikrobakterium tuberkulosa. Organisme ini biasanya berjalan dari
paru-paru melalui aliran darah ke ginjal. Mikroorganisme kemudian menjadi
dorman di ginjal selama bertahun-tahun. Gejala dari jenis tuberculosis ini
adalah awalnya gejala tuberculosis renal adalah ringan, biasanya disertai
sedikit demam di sore hari, kehilangan berat badan, keringatan malam, nafsu
makan hilang dan malese umum. Hematuria
dan piuria dapat terjadi. Nyeri, disuria dan sering berkemih yang terjadi
adalah akibat keterlibatan kandung kemih. Pembentukan rongga dan pengapuran
dapat di jumpai pada pemeriksaan utogram intravena.
8) Tuberculosis pada alat kelamin
wanita
Jenis ini merupakan terjadi akibat penyebaran dari infeksi
primer melalui predaran darah. Penyakit ini mengenai endometrium dan tuba
falopi.gejalanya adalah infertilitas, nyeri pada perut bagian bawah atau
panggul, rasa lelah, pembentukan abses pada tuba fallopi, kehamilana diluar
kandungan.
9) Tuberkulosis pada alamat kelamin
pria
Prostat, vesikula seminalis dan epididimis dapat terkena
tersendiri atau bersama-sama. Infeksi dapat berasal dari aliran darah atau dari
ginjal melalui saluran kemih. Gejalanya adalah epididmis membesar dan menjadi
keras serta kasar., dimulai dari bagian atasnya. Biasanya hanya sedikit
bengkak. Epididmitis tuberkulosa akut sangat membengkak dan nyeri. Lesi pada
epididimis dapat menjadi abses, melibatkan kulit dan memecah menjadi lubang.
Prostat mungkin terasa kasar.
10) Tuberkulosis usus
Pasien tuberculosis paru menelan sputumnya. Kuman TB dalam
sputum akan menginfeksi dinding usus dan menimbulkan ulserasi. Infeksi dapat
menyebar ked ala rongga abdomen dan
menyebabkan asites. Gejalanya adalah berat badan menurun, nafsu makan
berkurang, nyeri perut, adanya masa dalam abdomen, batuk.
11) Tuberculosis Mata
Jenis ini menyerang lebih sering daripada yang di duga.
Kuman dapt tertanam di bawah kelopak mata melalui debu atau dari batuk
orang yang terinfeksi, atau mencapai
mata melalui aliran darah berasal dari focus primer atau tempat lain. Selain
itu terasa nyeri hebat, yaitu konjungtivitis fliktenula yang tidak diakibatkan
oleh infeksi langsung, tetapi kemungkinan terjadi akibat sensitivitas terhadap
tuberculin yang dihasilkan dari lokasi primer pada paru atau lokasi lain.
12) Tuberkulosis kulit dan jaringan ikat
Tuberkulosis kulit tidak sering terjadi tetapi diagnosis
penyakit ini sering terlewatkan. Ada beberapa kelainan kulit yang disebabkan
oleh tuberculosis yaitu lesi primer : kuman dapat memasuki kulit melalui luka
teriiris atau lecet yang baru. Kemudian
secara berlahan selama beberapa waktu akan pecah dan membentuk ulkus yang
dangkal. Eritema Nodosum: merupakan keadaan hipersensitivitas terhadap
tuberculin. Lesi Millier : jarang terjadi, tetapi munkin menjadi lebih sering
pada paisen dengan infeksi HIV dan tuberculosis. Ulkus pada mulut, hidung dan
anus : biasanya terjadi pada pasien tuberculosis lanjut. Lupus Vulgaris :
kelainan ini biasanya menmgenai kepala dan leher. Biasanya terjadi pada hidung
dan menjalar ke pipi. Timbul benjolan seperti keli, kadang terjadi
ulserasi.
2. 6.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Croflon, John, et al. (2002)
mengajukan beberapa jenis pemeriksaan untuk menegakkan diagnose tuberculosis renal
pada orang dewasa yaitu Pemerisaan dahak pada sediaan langsung :
a) Pemeriksaan dilakukan dengan metode
pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN) atau dipusat-pusat kesehatan yang lebih lengkap
dengan menggunakan sinar ultraviolet.
b) Biakan dahak dapat meningkatkan
jumlah yang positif, tetapi mungkin memerlukan 4-8 minggu sebelum anda mendapat
hasilnya.
c) Tes resintesi obat hanya dapat
dilakukan di laboratium khusus
d) Cairan lambung (sering diambil pada
“lavemen” atau “cuci lambung”)
e) pemeriksaan utogram intravena. Untuk
melihat adanya pembentukan rongga dan pengapuran di ginjal/kandung kemih
f) Pemeriksaan Lab untuk melihat adanya
Basil TB dalam darah. Biasanya pasien ini mendapatkan basil TB lewat tranfusi
darah.
2. 7.
PENATALAKSANAAN
a) Penyuluhan
b) Pencegahan
c) Pemberian
obat-obatan :
·
OAT (obat anti tuberkulosa) :
·
OBH
·
Vitamin
d) Konsultasi
secara teratur
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1)
Pola
aktifitas dan istirahat :
Fatique, Aktivitas berat timbul sesak (nafas pendek), Sulit
tidur, Berkeringat pada malam hari
2)
Pola
Nutrisi :
Anorexia, Mual, tidak enak diperut, BB menurun
3)
Respirasi :
Batuk
produktif (pada tahap lanjut), Nyeri abdomen.
4)
Riwayat Keluarga :
Biasanya
keluarga penderita ada yang mempunyai kesulitan yang sama (penyakit yang sama)
5)
Riwayat lingkungan :
Lingkungan
kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman padat, ventilasi rumah yang kurang,
jumlah anggauta keluarga yang banyak.
6)
Aspek Psikososial :
·
Merasa dikucilkan
·
Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas,
menarik diri.
·
Biasanya
pada keluarga yang kurang mampu.
·
Masalah
berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan
biaya yang bayak.
·
Masalah
tentang masa depan/pekerjaan pasien.
·
Tidak bersemangat, putus harapan.
7)
Riwayat Penyakit sebelumnya :
·
Pernah
sakit batuk yang lama dan tidak sembuh sembuh.
·
Pernah
berobat, tetapi tidak sembuh.
·
Pernah
berobat tetapi tidak teratur (drop out)
8) Pendidikan pasien dan keluarga :
·
Informasikan pada pasien dan keluarga
efek obat deuretik yang maksimal mungkin tidak terjadi sampai 3 hari pemberian
terapi. Dan deuretik kontinue untuk 2-3 hari setelah obat dihentikan.
·
Intruksikan
pasien untuk melaporkan tanda dari hiponatremi, yang lebih sering terjadi pada
pasien dengan serosis berat.
·
Umumnya pasien harus menghindarkan intake yang
belebihan dari makanan yang tinggi potasium dan garam.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL :
1) Nyeri
akut
2) Defisiensi
pengetahuan
3) Nkutrisi, etidakseimbangan kurang dari kebutuhan tubuh
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Intervensi NIC
|
Hasil NOC
|
Kriteria Evaluasi
|
1.
|
Nyeri akut
|
~pemberian analgesic untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri
~memfasilitasi penggunaan obat resep
atau obat bebas secara aman dan efektif
~meringankan atau mengurangi nyeri
sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat di terima pasien
|
~tindakan individu untuk mengendalikan
nyeri
~keparahan nyeri dapat diamati dan
dilaporkan
|
~pasien memperlihatkan pengendalian
nyeri yang di buktikan oleh indicator
~pasien menggunakan analgesic dan non
analgesic untuk meredakan nyeri secara tepat
~pasien melaporkan nyeri kepada petugas
kesehatan
|
2.
|
Defisiensi pengetahuan
|
~membantu pasien memahami informasi
yang berhubungan dengan proses penyakitnya
~mencegah dan melakukan deteksi dini
infeksi pada pasien beresiko
~menganalisa factor risiko potensial,
menetukan risiko kesehatan, dan memprioritaskan strategi yang menurunkan
risiko individu atau kelompok
|
~Tingkat pemahaman yang di tunjukan
tentang proses penyakit, perilaku kesehatan serta pengendalian infeksi
|
~pasien dan keluarganya menyatakan memahami tentang proses
penyakit, prognosis dan program pengobatan
~pasien dan keluarga mampu melaksanakan
prosedur yang di jelaskan secara benar
|
3.
|
Nutrisi, ketidakseimbangan : kurang
dari kebutuhan tubuh
|
~mengumpulkan dan menganalisa data
pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi
~pemberian makanan dan cairan untuk
mendukung proses metabolic pasien yang malnutrisi atau beresiko tinggi
terhadap malnutrisi
~memfasilitasi pencapaian berat badan
|
~keinginan untuk makan ketika dalam
keadaan sakit atau sedang dalam menjalani pengobatan
~tingkat ketersediaan zat gizi untuk
memenuhi kebutuhan metabolic
~tingkat kesesuaian berat badan, otot
dan lemak dengan tinggi badan, rangka tubuh, jenis kelamin dan usia
|
~adanya peningkatan bearat badan
~berat badan ideal sesuai dengan tinggi
badan
~mampu mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
~tidak adanya malnutrisi
|
BAB III
PENUTUP
3.
1
KESIMPULAN
Tuberkulosis
adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama di kenal pada
manusia, (Amin, Zulkifli, etal.2006). Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru, (Smeltze, Suzanne C, et al. 2005). Tuberkulosis adalah
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
(Price, Sylvia A, et al, 2005).
Tuberculosis ginjal dan saluran
kemih disebabkan oleh organisme mikrobakterium tuberkulosa. Organisme ini biasanya berjalan dari
paru-paru melalui aliran darah ke ginjal. Mikroorganisme kemudian menjadi
dorman di ginjal selama bertahun-tahun. Gejala dari jenis tuberculosis ini
adalah awalnya gejala tuberculosis renal adalah ringan, biasanya disertai
sedikit demam di sore hari, kehilangan berat badan, keringatan malam, nafsu
makan hilang dan malese umum. Hematuria
dan piuria dapat terjadi. Nyeri, disuria dan sering berkemih yang terjadi
adalah akibat keterlibatan kandung kemih.
3.
2
SARAN
3.2.1 Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan
3.2.2
Semoga
dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.
3.2.3
semoga
makalah ini dapat menjadi pokok bahasan dalam berbagai diskusi dan forum
terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
ü http
://asuhan keperawatanonline.blogspot.com
ü Buku saku Diagnosis Keperawatan
edisi 9 oleh Judith M. Wilkinsos, Nancy R dan Ahern
ü Rencana asuhan keperawatan edisi 3
oleh Marilnn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geissler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar