BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat
berkembang biak, begitu juga dengan manusia. Manusia hanya mengalami reproduksi
secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan perempuan memiliki sistem
reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya.
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan
sperma dan ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh
laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh
perempuan.
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas
testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis berfungsi sebagai penghasil
sperma. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah
sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum.
Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis,
vas deferens, dan uretra. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok,
tempat pematangan dan penyimpanan sementara sperma.
Dari epididimis, sperma mengalir menuju penis
melalui vas deferens dan uretra. Penis merupakan alat kelamin luar pada
laki-laki. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma pada saluran kelamin wanita.
Penis juga merupakan muara dari saluran kencing.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas
ovarium, tuba Fallopi, uterus dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan
berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur
atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan
rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan
ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin.
Vagina merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.
Proses reproduksi pada manusia diawali dengan
pembentukan sel kelamin pada laki-laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin
pada laki-laki (sperma) disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi pada testis. Pada
testis terdapat sel induk sperma (spermatogonia) yang secara berurutan akan
membelah menjadi spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan
terbentuklah sperma. Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma sepanjang
hidupnya selama dia sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan sekitar 300
juta, namun hanya satu sperma saja yang dapat membuahi ovum.
Pembentukan sel kelamin (sel telur/ ovum) pada
perempuan disebut oogenesis. Oogenesis terjadi pada ovarium. Pada ovarium
terdapat sel induk ovum (oogonium) yang secara berurutan akan membelah menjadi
oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan terbentuklah ovum. Ovum yang siap
dibuahi akan keluar dari ovarium.
Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut
ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan terjadi menstruasi. Siklus
menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak 28 hari. Pembentukan ovum pada
wanita terjadi pada umur antara sekitar 13 sampai 45 tahun.
Proses kehamilan akan terjadi jika ovum
dibuahi oleh sperma. Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi.
Fertilisasi terjadi pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi disebut
zigot. Zigot bergerak menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot
membelah berulang kali membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada
dinding rahim. Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk
janin. Janin akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam
rahim.
Penyakit pada sistem reproduksi biasa
disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Bakteri dapat menyebabkan beberapa
gangguan pada organ reproduksi terutama organ reproduksi pada wanita. Keputihan
dengan warna hijau dan bau merupakan salah satu gangguan yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri juga dapat menyebabkan gangguan lebih lanjut berupa kista
bahkan hingga menimbulkan kanker rahim.
1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka
timbullah masalah yang dapat di identifikasi dari system Reproduksi, gangguan
tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular.
1.3
Tujuan
Untuk mengetahui masalah-masalah atau
gangguan-gangguan yang dapat timbul pada system atau alat reproduksi beserta
tanda dan gejalanya.
1.4
Manfaat
Dapat mengetahui
lebih dini gangguan-gangguan yang akan muncul pada system atau alat reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gangguan Sistem Reproduksi Pria
2.1.1 Prostatitis
Prostatitis adalah istilah umum yang
digunakan untuk menggambarkan peradangan (-itis) prostate.
Hipertropi prostat adalah
pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat sebagai akibat dan proses
penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan obstruksi saluran kemih
(Thomson, 1993: 1997).
Benigna prostat
hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling dalam (medial
prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi menimbulkan
penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke
arah basis vesika urinaria.
Penyebab dari
Prostatitis
Prostatitis adalah infeksi dari
prostate yang seringkali disebabkan oleh beberapa dari bakteri-bakteri yang
menyebabkan infeksi-infeksi kantong kemih. Ini termasuk E. coli, Klebsiella,
dan Proteus.
Penyebab secara pasti
pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi ada dugaan oleh faktor
penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi perubahan
keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi
konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer.
Tanda/Gejala-Gejala Dari Prostatitis
·
Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.
·
Disfungsi ereksi.
·
Biasanya ada urgensi.
·
Frekwensi dari membuang air kecil.
·
Dysuria (kencing yang menyakitkan atau sulit).
·
Demam.
2.1.2 Epididimitis
Epididimitis adalah suatu kondisi
medis yang dalam hal ini terdapat peradangan pada epididimis (suatu struktur
melengkung di bagian belakang testis tempat penyimpanan sperma yang sudah dewasa.
Penyebab dari
Epididimitis
Penyebab paling umum epididimitis
adalah infeksi. Pada pria yang aktif secara seksual (sering berganti-ganti
pasangan seksual), Chlamydia trachomatis adalah mikroba penyebab yang paling
sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria gonorrhoeae.
Tanda dan
gejala dari Epididymitis
·
Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit
yang menyerang secara bertahap seperti nyeri pada testis atau epididimis.
·
Testis mungkin menjadi hangat dan / atau
merah.
·
Darah di dalam
air mani (hemospermia)
·
Demam
·
Ejakulasi yang
menyakitkan
·
Nyeri pada testis
·
Nyeri saat buang
air kecil (disuria)
·
Sebuah benjolan
atau gumpalan di testis
2.1.3 Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah kondisi pada
pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai.
Hipogonadisme bisa dialami sejak janin berkembang di perut, sebelum masa puber,
atau saat dewasa.
Hipogonadisme dibagi menjadi dua
jenis, yaitu hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Pada
hipogonadisme primer testis mengalami kelainan, kadar testoteron rendah
disertai meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan
hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sementara pada hipogonadisme
sekunder, kelenjar hipofisis di otak yang mengalami gangguan. Pada kasus ini
kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik berada pada tingkat yang
rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-hipogonadotropik.
Penyebab
Hipogonadisme
·
Infeksi pada testis
·
Trauma pada testis akibat dikebiri atau
kecelakaan
·
Sindrom Klinefelter
·
Pengobatan kanker
·
Radang buah zakar
·
Hemokromatosis
·
Sindrom Kallman
·
HIV/AIDS
·
Penuaan
·
Obesitas
·
Tumor
Tanda dan gejala dari Hipogonadisme
Hipogonadisme yang terjadi selama
perkembangan janin
·
Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang
sempurna.
·
Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.
Hipogonadisme yang terjadi saat puber
·
Suara kurang mendalam
·
Massa otot menurun
·
Pertumbuhan penis dan testikel terganggu
Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa
·
Mandul
·
Disfungsi ereksi
·
Kelelahan
·
Penurunan gairah seksual
2.1.4 Impotensi
Impotensi adalah suatu gangguan
seksual yang ditandai dengan gejala ketidakmampuan penderita dalam
mempertahankan tingkat ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami
istri. Pria impotensi tidak dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan
hubungan seks suami istri sampai selesai.
Tingkat impotensi sangat bervariasi
mulai dari ringan sampai berat, dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi
Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat gangguan yang sangat berat,
artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi.
Penyebab Impotensi
Impotensi dilihat dari penyebabnya
dapat dikategorikan dalam beberapa kategori berikut :
·
Impotensi Organik.
Impotensi organik disebut juga
impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana penis penderita tidak pernah
memiliki kemampuan berereksi.
·
Impotensi Fungsional.
Impotensi fungsional disebabkan karena
faktor-faktor patologis atau penyakit seperti: komplikasi suatu penyakit
(diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah, pemakaian alkohol yang berlebihan
atau juga sebagai akibat kegiatan merokok yang sangat kronis.
·
Impotensi Psikis.
Merupakan jenis impotensi yang paling
sering ditemukan, penyebabnya adalah hal yang bersifat kejiwaan seperti:
gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan, rendah diri, merasa
disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut, was-was, dan lain-lain.
Tanda dan Gejala dari Impotensi
Impotensi merupakan penyakit yang
sangat personal dan hanya bisa dirasakan oleh penderita bersama pasangannya
saat melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, gejala-gejala akan terjadinya
impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali, yang bersangkutan memeriksakan
diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara terstruktur) dan pemeriksaan fisik
yang dilakukan dokter akan dapat diketahui adanya tanda dan gejala impotensi.
2.2 Gangguan
Sistem Reproduksi Wanita
2.2.1 Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana
sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya
dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas
vagina dan kelenjar limfe panggul.
Kanker servik adalah pertumbuhan sel
bersifat abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara
rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).
Kanker serviks ataupun lebih
dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel
pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan
yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan
tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi
dengan baik (Sarwono, 1996).
Penyebab Kanker
serviks
Penyebab utamanya adalah virus yang
disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
Tanda/gejala dari
Kanker Serviks.
·
Pendarahan setelah senggama/berhubungan
·
Pendarahan spontan yang terjadi antara periode
menstruasi rutin.
·
Timbulnya keputihan yang bercampur dengan
darah dan berbau.
·
Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak
bisa buang air kecil.
·
Nyeri ketika berhubungan seksual.
2.2.2 Vaginitis
Vaginitis adalah
infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau jamur
(Manuaba,2001)
Vaginitis
adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung pada vagina
atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)
Penyebab dari Vaginitis
·
Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida
albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan
keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas.
·
Bakteri
Biasanya diakibatkan oleh bakteri
gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri
cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat
bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat
kb spiral atau iud dan lain sebagainya.
·
Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus
biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang
bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari
hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina
dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala
ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil
·
4. Parasit
Keputihan
akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari
kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental
dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi.
Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam
pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.
Tanda dan Gejala :
·
Pruritus vulvae
·
Nyeri vagina yang hebat
·
Disuria eksterna dan interna
·
Rash pada vulva
·
Eritematosa
·
Sekret khas seperti keju lembut.
·
Secret banyak dan bau busuk
·
Edema vulva
·
Vagina berbau busuk dan amis
·
Perdarahan pervaginam
·
Dispareunia
2.2.3 Bartolinitis
Bartolinitis adalah Infeksi pada
kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada
alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri
hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab
Bartolinitas
·
Virus : kondiloma akuminata dan herpes
simpleks.
·
Jamur : kandida albikan.
·
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
·
Bakteri : neiseria gonore.
Tanda/Gejala
Bartolitis
·
Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak,
timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
·
Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri
sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
·
Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan
keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa
sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
·
Terdapat abses pada daerah kelamin
·
Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid
berbau dan bercampur dengan darah.
2.2.4 Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor,
baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam
kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid,
kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi
masuknya kepala ke dalam panggul (Winkjosastro, et. all, 1999).
Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Kista ovarium merupakan
perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau
kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer
and Bare. 2002 : 1556 ).
Panyebab Kista
Ovarium
Gaya hidup
tidak sehat.
·
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang
serat
·
Zat tambahan pada makanan
·
Kurang olah raga
·
Terpapar denga polusi dan agen infeksius
·
Sering stress
Faktor
genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen
yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu
sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau
terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala
yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
·
menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
·
perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian
bawah.
·
nyeri saat bersenggama.
·
perdarahan.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
·
Gangguan haid
·
Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin
terjadi konstipasi atau sering berkemih.
·
Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah
panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
·
Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut :
·
Asites
·
Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran
organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
·
Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu
makan,
·
Gangguan buang air besar dan kecil.
·
Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga
dada.
2.3 Pengkajian.
2.3.1 Pola sehat sakit
Riwayat penyakit
sekarang : PQRST
Riwayat penyakit
terdahulu : Apakah klien pernah atau sedang mengalami penyakit kelamin.
2.3.2 Pola aktivitas sehari – hari
·
Nutrisi : Kaji pola nutrisi klien apakah klien
mengalami mual, muntah atau anoreksia berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan
adanya inflamasi.
·
EliminasiPerubahan pola eliminasi berkemih
biasanya ; terjadi penurunan frekuensi / oliguri
·
Istirahat / tidur
o
Apakah klien mengalami gangguan tidur,
keletihan, kelemasan, malaise dikarenakan adanya inflamasi dan adanya rasa
nyeri.
o
Apakah klien mengalami gangguan tidur karena
ansietas / ketakutan terhadap penyakitnya
2.3.3 Riwayat psikologis
Kaji bagaimana
status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambaran diri klien berhubungan
dengan penyakit yang dideritanya.
2.3.4 Riwayat social ekonomi
Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran penyakit
klien. Misalnya yang suka berganti – ganti pasangan dapat mudah terkena
uretritis karena ia mudah terkena penyakit kelamin.
2.3.5
Riwayat kep
Fisiologis
·
Apakah klien mempunyai
kelainan/penyakit yang dapat menyebabkan gangguan dalam sistem reproduksi pria, misal; DM, PMS, Hipertensi, dll.
·
Apakah klien mendapat pengobatan/pengetahuan tentang yang dapat mengganggu sistem reproduksi, misal
: terapi obat antihipertensi dgn efek samping disfungsi ereksi, riwayat
konsumsi alkohol dan perokok.
Perkembangan
Apakah klien
beresiko tinggi karena usia atau situasi sosial, misal; lansia.
Psikologis
Adanya masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko gangguan pada sistem
reproduksinya, Misal menyangkal adanya gejala PMS,
disfungsi ereksi, depresi.
Sosial kultural
Adakah faktor sosial, budaya, finansial, atau pendidikan yg menempatkan klien pada peningkatan resiko atau mempengaruhi kemampuan untuk mematuhi arahan tenaga medis, Misal Klien
hanya mampu memenuhi resep obat tingkat rendah tapi tidak mampu memenuhi resep dengan
biaya yang lebih mahal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan
anak) dan fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu
memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat
reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat
reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah
disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
Untuk
itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi dapat
berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
Selain
itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan
penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.
3.2 Saran
3.2.1
Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam
tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini sangat
penting bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
3.2.2
Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing mahasiswa/i dengan
baik agar mahasiswa/i dapat memahami dengan mudah tentang konsep materi ini.
Dan yang paling penting adalah setelah mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak
mengarah kepada hal-hal yang negatif.
makasih informasinya membantu skali...
BalasHapusMakasih kak infonya
BalasHapus