Family

Family

Rabu, 23 Oktober 2013

Makalah Gangguan Sistem Reproduksi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat berkembang biak, begitu juga dengan manusia. Manusia hanya mengalami reproduksi secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya. 
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan. 
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum.
Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan penyimpanan sementara sperma. 
Dari epididimis, sperma mengalir menuju penis melalui vas deferens dan uretra. Penis merupakan alat kelamin luar pada laki-laki. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma pada saluran kelamin wanita. Penis juga merupakan muara dari saluran kencing.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi, uterus dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.
Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi pada testis. Pada testis terdapat sel induk sperma (spermatogonia) yang secara berurutan akan membelah menjadi spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan terbentuklah sperma. Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma sepanjang hidupnya selama dia sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan sekitar 300 juta, namun hanya satu sperma saja yang dapat membuahi ovum. 
Pembentukan sel kelamin (sel telur/ ovum) pada perempuan disebut oogenesis. Oogenesis terjadi pada ovarium. Pada ovarium terdapat sel induk ovum (oogonium) yang secara berurutan akan membelah menjadi oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan terbentuklah ovum. Ovum yang siap dibuahi akan keluar dari ovarium. 
Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan terjadi menstruasi. Siklus menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak 28 hari. Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13 sampai 45 tahun.
Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma. Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi terjadi pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot membelah berulang kali membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding rahim. Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk janin. Janin akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam rahim.
Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Bakteri dapat menyebabkan beberapa gangguan pada organ reproduksi terutama organ reproduksi pada wanita. Keputihan dengan warna hijau dan bau merupakan salah satu gangguan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga dapat menyebabkan gangguan lebih lanjut berupa kista bahkan hingga menimbulkan kanker rahim. 
1.2        Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka timbullah masalah yang dapat di identifikasi dari system Reproduksi, gangguan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular.
1.3        Tujuan
Untuk mengetahui masalah-masalah atau gangguan-gangguan yang dapat timbul pada system atau alat reproduksi beserta tanda dan gejalanya.
1.4        Manfaat
Dapat mengetahui lebih dini gangguan-gangguan yang akan muncul pada system atau alat reproduksi.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Gangguan Sistem Reproduksi Pria
2.1.1    Prostatitis
            Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peradangan (-itis) prostate.
            Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan obstruksi saluran kemih (Thomson, 1993: 1997).
            Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria.
Penyebab dari Prostatitis
            Prostatitis adalah infeksi dari prostate yang seringkali disebabkan oleh beberapa dari bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi-infeksi kantong kemih. Ini termasuk E. coli, Klebsiella, dan Proteus.
            Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer.

Tanda/Gejala-Gejala Dari Prostatitis
·               Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.
·               Disfungsi ereksi.
·               Biasanya ada urgensi.
·               Frekwensi dari membuang air kecil.
·               Dysuria (kencing yang menyakitkan atau sulit).
·               Demam.
 2.1.2    Epididimitis
            Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat peradangan pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis tempat penyimpanan sperma yang sudah dewasa.
Penyebab dari Epididimitis
            Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif secara seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia trachomatis adalah mikroba penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria gonorrhoeae.
Tanda dan gejala dari Epididymitis
·               Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara bertahap seperti nyeri pada testis atau epididimis.
·               Testis mungkin menjadi hangat dan / atau merah.
·               Darah di dalam air mani (hemospermia)
·               Demam
·               Ejakulasi yang menyakitkan
·               Nyeri pada testis
·               Nyeri saat buang air kecil (disuria)
·               Sebuah benjolan atau gumpalan di testis
2.1.3    Hipogonadisme
            Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa dialami sejak janin berkembang di perut, sebelum masa puber, atau saat dewasa.
            Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer testis mengalami kelainan, kadar testoteron rendah disertai meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.
            Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak yang mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-hipogonadotropik.
 Penyebab Hipogonadisme
·               Infeksi pada testis
·               Trauma pada testis akibat dikebiri atau kecelakaan
·               Sindrom Klinefelter
·               Pengobatan kanker
·               Radang buah zakar
·               Hemokromatosis
·               Sindrom Kallman
·               HIV/AIDS
·               Penuaan
·               Obesitas
·               Tumor
Tanda dan gejala  dari Hipogonadisme
Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
·               Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
·               Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.
Hipogonadisme yang terjadi saat puber
·               Suara kurang mendalam
·               Massa otot menurun
·               Pertumbuhan penis dan testikel terganggu
Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa
·               Mandul
·               Disfungsi ereksi
·               Kelelahan
·               Penurunan gairah seksual
2.1.4    Impotensi
            Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan gejala ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai selesai.
            Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat, dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi.
Penyebab  Impotensi
Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam beberapa kategori berikut :
·               Impotensi Organik.
         Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.
·               Impotensi Fungsional.
         Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis atau penyakit seperti: komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah, pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan merokok yang sangat kronis.
·               Impotensi Psikis.
         Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan, penyebabnya adalah hal yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan, rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut, was-was, dan lain-lain.
Tanda dan Gejala dari Impotensi
            Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa dirasakan oleh penderita bersama pasangannya saat melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali, yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat diketahui adanya tanda dan gejala impotensi.
 2.2    Gangguan Sistem Reproduksi Wanita
2.2.1    Kanker serviks
            Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
            Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).
            Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).
Penyebab Kanker serviks
            Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
Tanda/gejala dari Kanker Serviks.
·               Pendarahan setelah senggama/berhubungan
·               Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
·               Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
·               Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
·               Nyeri ketika berhubungan seksual.
2.2.2    Vaginitis
            Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau jamur (Manuaba,2001)
            Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)
 Penyebab dari Vaginitis
·               Jamur
         Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas.
·               Bakteri
         Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.
·               Virus
         Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil
·               4.      Parasit
         Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.
 Tanda dan Gejala :
·               Pruritus vulvae
·               Nyeri vagina yang hebat
·               Disuria eksterna dan interna
·               Rash pada vulva
·               Eritematosa
·               Sekret khas seperti keju lembut.
·               Secret banyak dan bau busuk
·               Edema vulva
·               Vagina berbau busuk dan amis
·               Perdarahan pervaginam
·               Dispareunia
2.2.3    Bartolinitis
            Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas
·               Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
·               Jamur : kandida albikan.
·               Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
·               Bakteri : neiseria gonore.
Tanda/Gejala Bartolitis
·               Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
·               Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
·               Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
·               Terdapat abses pada daerah kelamin
·               Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
2.2.4    Kista Ovarium
            Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul  (Winkjosastro, et. all, 1999).
            Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
            Kista  ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Panyebab Kista Ovarium
Gaya hidup tidak sehat.
·               Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
·               Zat tambahan pada makanan
·               Kurang olah raga
·               Terpapar denga polusi dan agen infeksius
·               Sering stress
Faktor genetik
            Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
·               menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
·               perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
·               nyeri saat bersenggama.
·               perdarahan.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
·      Gangguan haid
·      Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
·      Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
·      Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut :
·               Asites
·               Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
·               Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
·               Gangguan buang air besar dan kecil.
·               Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

2.3    Pengkajian.
2.3.1    Pola sehat sakit
Riwayat penyakit sekarang :  PQRST
Riwayat penyakit terdahulu : Apakah klien pernah atau sedang mengalami penyakit kelamin.
2.3.2    Pola aktivitas sehari – hari
·               Nutrisi : Kaji pola nutrisi klien apakah klien mengalami mual, muntah atau anoreksia berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan adanya inflamasi.
·               EliminasiPerubahan pola eliminasi berkemih biasanya ; terjadi penurunan frekuensi / oliguri
·               Istirahat / tidur
o    Apakah klien mengalami gangguan tidur, keletihan, kelemasan, malaise dikarenakan adanya inflamasi dan adanya rasa nyeri.
o    Apakah klien mengalami gangguan tidur karena ansietas / ketakutan terhadap penyakitnya
2.3.3    Riwayat psikologis
            Kaji bagaimana status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambaran diri klien berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.
2.3.4    Riwayat social ekonomi
            Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran penyakit klien. Misalnya yang suka berganti – ganti pasangan dapat mudah terkena uretritis karena ia mudah terkena penyakit kelamin.
 2.3.5        Riwayat kep
Fisiologis
·           Apakah klien mempunyai kelainan/penyakit yang dapat menyebabkan gangguan dalam sistem reproduksi pria, misal; DM, PMS, Hipertensi, dll.
·           Apakah klien mendapat pengobatan/pengetahuan tentang yang dapat mengganggu sistem reproduksi, misal : terapi obat antihipertensi dgn efek samping disfungsi ereksi, riwayat konsumsi alkohol dan perokok.
Perkembangan
       Apakah klien beresiko tinggi karena usia atau situasi sosial, misal; lansia.
Psikologis
            Adanya masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko gangguan pada sistem reproduksinya, Misal menyangkal adanya gejala PMS, disfungsi ereksi, depresi.
Sosial kultural
             Adakah faktor sosial, budaya, finansial, atau pendidikan yg menempatkan klien pada peningkatan resiko atau mempengaruhi kemampuan untuk mematuhi arahan tenaga medis, Misal Klien hanya mampu memenuhi resep obat tingkat rendah tapi tidak mampu memenuhi resep dengan biaya yang lebih mahal.


 BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
         Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
          Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
          Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.
 3.2    Saran
3.2.1      Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
 3.2.2      Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing mahasiswa/i dengan baik agar mahasiswa/i dapat memahami dengan mudah tentang konsep materi ini. Dan yang paling penting adalah setelah mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.

2 komentar: