Family

Family

Senin, 06 Mei 2013

TEORI DAN KONSEP MARTHA E ROGERS


TEORI DAN KONSEP MARTHA E ROGERS

DEFINISI KEPERAWATAN MENURUT MARTHA E. ROGERS
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan da memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan mem[perkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, memelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang didasari prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktivitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktivitas yang berakar pad dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yng dalam akivitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliuti pengkajian, intervensi, dan pelayanan Rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia/individu seutuhnya.

ASUMSI DASAR
            Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti Anropologi, Sosiologi, Agama, Pilosofi, perkebangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari Manusia, Alam dan Perkembagan Manusia secara langsung.
            Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers ada lima Asumsi mengenai manusia, yaitu :
1.             Manusia merupakan mahluk yang memilki kepribadian unik, antara satu dan yang lainnya berbeda dibeberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat – sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu sub system tidak efektif bila seorang memperhatikan sifat – sifat dari system kehiupan manusia. Manusia akan terlihat saa bagiannya tidak dijumpai.
2.             Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar menukar energy dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefinisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3.             Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan salingbergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4.             Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan uang inovatif.
5.             Manusia bercirikan mempunyai kemampuan atau abstak, membayangkan, bertuturbahasa  dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan didunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan empertimbangkan luasnya dunia.
            Berdasar pada Asumsi – asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E. Roger :
1.             Sumber Energi
2.             Keterbukaan
3.             Pola – pola perilaku
4.             Ukuran – ukuran empat dimensi

            Disini terdapat elemen – elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan lingkungannya. Sebagai system hidup dan sumber energy, individu mampu mengambil energy dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah system terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi – asumsi utama Matha E. Roger. Menurut Martha E. Roger ilmu tentang keperawaan berhubngan langsung dengan proses kehidupan manusia bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan perkmbangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian dikemukakannya.

PRINSIP – PRINSIP HEMODINAMIKA
Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan  dipergunakan prinsip hemodinamika untuk melayani manusia, yaitu :
1.             Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan dengan yang menguntungkan antar manusia dan ingkungannya secara berkesinambngan.
2.             Resonansi ( Resonancy), prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antar manusia dan lingkungannya. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola –pola gelombang yang itunjukan dengan perubahan – perubahan dari frekuens terendah keprekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
3.             Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan denganpeningkatan jenis pola – pola perilaku manusia dan lingkugan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manuia dan lingkungan bukan menyataan ritmitasi.

KEGUNAAN PRINSIP ROGERS DALAM PROSES KEPERAWATAN
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip homeodinamik memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagairespon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992).
Tujuan ini akan tercemin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, sertabersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiriyang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonansi. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan, adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodinamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith, 1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas.
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.

HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS DENGAN RISET KEPERAWATAN
Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.

HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS DENGAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.

HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS DENGAN PRAKTIK KEPERAWATAN
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers :
1.      Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2.      Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3.      Penyesuaian terhadap pola
4.      Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.
5.      Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6.      Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7.      Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup

PERBANDINGAN DENGAN TEORI LAIN
            Prinsip hemodinamika lebih mudah daripada teori sistem pada umumnya. Prinsip hemodinamika yaitu helicy dibandingkan pada prinsip equifinalli dan negetropi. Equifinally merupakan sistem terbuka yang mungkin dicapai tergantung pada keadaan dan ditentukan oleh suatu pengukuran yang mempunyai tujuan.