Family

Family

Selasa, 23 Desember 2014

Askep Depresi Mayor



SKENARIO 3 (STROKE)
G, Seorang laki – laki berusia 73 tahun, masuk RS dan berdiagnosa Depresi Mayor. G marah karena hampir semua anaknya tidak ada yang peduli lagi, kecuali anak bungsu lelakinya, yang menurutnya masih menghargai dia. Baru – baru ini, G mendatangi pesta ulang tahun cucunya, dan berfikir semua keluarga mengacuhkannya. G mengatakan bahwa istrinya telah menganiaya dia secara fisik dan mental.
Saat baru masuk RS, G mengatakan bahwa “orang – orang menganggap saya ini gila, saya tidak gila. Saya hanya marah karena mobil saya diambil. Kemerdekaan saya dirampok.
 “setelah tiga hari diRS, perawat mengatakan bahwa G mengalami kesulitan mengikuti instruksi verbal, dan kelihatan seperti antara kelelahan dan kebingungan. G mengatakan ia sulit menelan makanan dan minuman. Bicara tidak jelas, dan ileran. Pengkajian lanjut menemukan bahwa G perah mengalami Stroke.
1.                  Klasifikasi Istilah
a.                  Depresi Mayor.
b.                  Gila.
c.                   Kemerdekaannya dirampok.
d.                  Instruksi Verbal.
e.                  Stroke.
f.                    Ileran.
                                                                    
2.                  Identifikasi Masalah
a.                  Apa yang dimaksud dengan Depresi Mayor?
b.                  Mengapa Klien berfikir bahwa hampir semua anaknya tidak ada yang peduli lagi kecuali anak bungsu laki-lakinya?
c.                   Mengapa Klien berfikir semua keluarga mengacuhkannya?
d.                  Mengapa Klien mengatakan bahwa dirinya telah dianiaya Klien secara fisik dan mental oleh istrinya?
e.                  Mengapa Klien dianggap orang gila oleh orang lain?
f.                    Mengapa Klien merasa Kemerdekaannya dirampok?
g.                  Mengapa Klien Sulit mengikuti Instruksi Verbal?
h.                  Mengapa Klien Nampak seperti antara kelelahan dan kebingungan?
i.                    Mengapa Klien Sulit menelan makanan dan minuman?
j.                    Mengapa Klien bicara tidak jelas dan ileran?

3.                  Analisa Masalah
a.                  Depresi mayor adalah depresi yang cukup serius sehingga pasien perlu dirawat dirumah sakit.
Depresi adalah suatu kodisi sedih, lelah yang berlebihan.
b.                  Karena klien mengalami depresi.
c.                   Karena klien mengalami depresi.
d.                  Karena klien mengalami depresi.
e.                  Karena Klien menampakkan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
f.                    Karena Klien mengalami Waham kemiskinan yang mana wahan kemiskinan ini adalah keyakinan palsu bahwa klien mengalami kehilangan atau akan terampas semua miliknya.
g.                  Karena Klien mengalami gangguan pada SSP akibat Stroke.
h.                  Karena Klien mengalami gangguan pada SSP akibat Stroke.
i.                    Karena klien mengalami gangguan motorik akibat stroke.
j.                    Karena klien mengalami gangguan motorik akibat stroke.

LEARNING OBYEKTIVE (LO)
1.         Anatomi dan fisiologi system saraf
Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
a.                   Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b.                  Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
c.                   Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
a. Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
b.  Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
c. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
d. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

a)    Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b)  Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c) Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
1.      Sistem Saraf Pusat
a) Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.
b) Otak Besar ( cerebrum )
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Yaitu  Berpikir, berbicara, melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar termasuk kegitan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
c) Otak tengah ( Mesensefalon )
Otak tengah merupakan pebghubung antara  otak depan dan otak belakang, bagian otak tengah yang berkembang adalah lobus optikus yang berfungsi sebagai pusat refleksi pupil mata, pengatur gerak bola mata, dan refleksi akomodasi mata.
d) Otak kecil ( cerebellum )
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol.  Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Dan pusat keseimbangan tubuh. Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.


1)      Otak depan meliputi :
a)    Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
b)   Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari sensorik cerebrum.
c)    Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.
2)      Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan pusat refleks mata.
3)      Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.
 1. Sumsum lanjutan (medula oblongata)
sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengatur reflex fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
 2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Sumsum tulang belakang terletak memanjang didalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks. 
a. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
b. Sistem saraf somatic ( saraf sadar )
sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar.  Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( spinal ) Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.
a).Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.
b).Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin.
c).Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.
c.  Sistem saraf otonom
Apa yang kamu rasakan ketika kejatuhan cicak? Kamu kaget, ketakutan, dan menjerit keras. Jantungmu berdetak dengan cepat. Pikiranmu kacau. Reaksi yang membuat responmu dalam situasi ketakutan ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
a)      Sistem saraf simpati
Disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.
  • Mempercepat denyut jantung.
  • Memperlebar pembuluh darah.
  • Memperlebar bronkus.
  • Mempertinggi tekanan darah.
  • Memperlambat gerak peristaltis.
  • Memperlebar pupil.
  • Menghambat sekresi empedu.
  • Menurunkan sekresi ludah.
  • Meningkatkan sekresi adrenalin.
b)      Sistem saraf parasimpatik
Disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.
1. Mekanisme kerja saraf
Neuron mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai di ujung akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang memacu dendrit yang berhubungan dengan akson tadi.
a. Penghantaran Inpuls
Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
b. Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.
 c Penghantaran lewat Sinapsis
1)  Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2) Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan neurotransmiter ke celah sinapsis.
3) Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.

















2.                  Patofisiologi
 


















2.1       Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Thrombus umumnya terjadi karena penkembangan ateroklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia, akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri karotis. Terjadiny blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
2.2       Stroke hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subaracnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabka herniasi otak sehingga timbul kematian. Disamping itu darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subracranoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.







3.                  Pengkajian
3.1             Identitas Umum
Nama                       : Tn. G
Usia                          : 73 Tahun
Jenis Kelamin          : Laki – laki
3.2             Alasan Masuk Rumah Sakit
Tn. G dibawa ke rumah sakit Depresi Mayor, sering marah, berfikir semua keluarga mengacuhkannya. Tn. G merasa telah dianiaya oleh isterinya secara fisik dan mental.
3.3              Riwayat Penyakit sebelumya
Tn. G pernah mengalami Stroke.
3.4             Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Kebersihan Kepala, Mata, Telinga, hidung, mulut dan gigi.
3.5             Psikososial
Komunikasi dalam keluarga mengalami hambatan kecuali anak bungsu lelakinya karena menurut Tn. G masih menghargainya. Tn. G tinggal satu rumah dengan Isteri dan Anak laki-laki bungsunya. Hambatan dalam komunikasi dengan anggota keluarganya karena anggota keluarga tidak serumah sehingga Tn. G berfikir semua keluarga mengacuhkannya bahkan Tn. G mengaku telah dianiaya fisik dan mentalnya oleh isterinya sendiri.
Tn. G merasa kemerdekaannya direbut atau diambil bahkan dirampok sehingga Tn. G merasa mobilnya diambil.
Tn. G mengalami kesulitan mengikuti intruksi verbal dan kelihatan antara kelelahan dan kebingungan.


3.6             Konsep diri
3.6.1       Citra tubuh
Tn. G mengatakan bahwa dia sulit menelan makanan dan minuman, namun secara keseluruhan bagian tubuhnya baik.
3.6.2       Ideal diri
Saat ini yang menjadi keinginan Tn. G adalah semua keluarga peduli dan kemerdekaanya dikembalikan.
3.6.3       Peran
Tugas Tn. S selama dirumah tidak banyak, biasanya Tn. G hanya melakukan pekerjaan yang sekiranya mampu dan dapat dilakukan. Tn. G senang dengan peran yang diterima di rumahnya.
3.6.4       Identitas diri
Di rumah Tn. G hanya berkomunikasi dengan anak lelaki bungsunya. Yang dikeluhkan klien saat ini adalah merasa tidak dipedulikan oleh anggota keluarganya, dicap sebagai orang GILA.
3.6.5       Harga diri
Tn. G merasa kalau dirinya diacuhkan oleh keluarganya bahkan Tn. G merasa telah dianiaya oleh isterinya sendiri. Tn. G tidak menerima dirinya dianggap orang GILA.
3.6.6    Hubungan Sosial
Tn. G dianggap gila oleh orang disekitarnya.

3.6.7    Spiritual
Agama Tn. G adalah Islam tetapi klien tidak menjalankan sholat.
3.7             Status Mental
3.7.1       Aktivitas motorik
Tn. G sulit menelan makanan dan minuman akibat stroke yang pernah dialalminya.
3.7.2       Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara Tn. G mengalami kesulitan mengikuti instruksi verbal dan kelihatan antara kelelahan dan kebingungan. Bicara tidak jelas dan ileran akibat Stroke yang pernah dialami.
3.7.3       Memori
Tn. G masih mampu mengingat memori baik jangka panjang dan memori jangka pendeknya dengan baik.
3.7.4       Tingkat Konsentrasi.
Tn. G mengalami kesulitan mengikuti intruksi verbal dan kelihatan kelelahan dan kebingungan.
3.7.5       Persepsi
Tn. G merasa dirinya diacuhkan oleh semua anggota keluarganya kecuali anak bungsu lelakinya, bahkan Tn. G merasa dirinya dianiaya secara fisik dan mental.


3.7.6       Alam perasaan
Tn. G merasa marah, bingung, lelah ataupun, putus asa. Dia merasa tidak gila, dia hanya marah karena mobilnya diambil dan mengapa keluarganya membawa dia ke Rumah Sakit jiwa padahal Tn. G merasa tidak gila.
3.7.7       Proses Pikir
mengalami kesulitan mengikuti instruksi verbal, dan kelihatan seperti antara kelelahan dan kebingungan.
3.7.8       Isi pikir
Tn. G menganggap dirinya tidak gila, dia hanya mempertahankan mobilnya yang telah diambil, dan kemerdekaannya yang dirampok.
3.7.9       Tingkat kesadaran
Tn. G terlihat antar kelelahan dan kebingungan.
3.7.10  Daya tilik diri
Tn. G mengingkari penyakit yang diderita dan merasa tidak sakit. Klien mengatakan kalau mobilnya diambil dan kemerdekaanya dirampok dan anggota keluarganya mengacuhkan kecuali anak bungsu lelakinya.




4.                  Diagnosa Keperawatan
4.1             Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan motorik
4.2             Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan pada syaraf motorik
4.3             Defisit perawatan diri berhubungan dengan gengguan sensorik dan depresi
4.4             Isolasi social berhubungan dengan Depresi
4.5             Harga diri rendah berhubungan dengan Depresi



















5.                  Intervensi
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
(NOC)
INTERVENSI
(NIC)
RASIONAL

1

Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan motorik.

Tujuan :
Memperlihatkan Mobilitas fisik.
Dengan Kriteria Hasil :
-       Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dengan alat bantu.


-      Memfasilitasi pelatihan otot resistif secara rutin untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot.
-      Meningkatkan dan membantu dalam berjalan untuk mempertahankan dan mengembalikan fungsi tubuh autonom dan volunteer selama pengobatan dan pemulihan dari kondisi sakit atau cedera.

-     Melatih otot resistif secara rutin untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot dapat membantu pemulihan otot.

2

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan pada syaraf motorik.

Tujuan :
Mengatasi kesembangan nutrisi yang adekuat.
Dengan Kriteria Hasil :
-      Pasien memperlihatkan peningkatan selera makan dalam keadaan sakit atau sedang menjalani pengobatan.


-        Beri makan diet lunak pada pasien.
-        Beri makan sedikit tapi sering.
-        Cari tau makanan kesukaan pasien untuk menambah selera makan.


-      Dengan memberikan makanan lunak dengan berkali-kali dapat diharapkan dapat mengatasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3

Defisit perawatan diri b.d gangguan sensorik dan depresi.

Tujuan :
Mengatasi Defisit perawatan diri.
Dengan Kriteria Hasil :
Pasien mampu untuk membersihkan tubuh sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat.


-      Bantu dan bimbing pasien untuk memenuhi hygiene pribadi.
-      Ajari pasien untuk menggunakan alat bantu (jika diperlukan) untuk kekamar mandi.


Membantu dan membimbing pasien dalam meningkatkan hygiene pribadidapat mengatasi deficit perawatan diri.

4

Isolasi social b.d rasa curiga.

Tujuan :
-       Pasien dapat terlepas dari isolasi sosial.
Dengan Kriteria Hasil :
Pasien mulai membina hubungan dengan orang lain


-      Bantu pasien mengembangkan atau meningkatkan keterampilan social interpersonal.
-      Bina hubungan terapeutik denmgan pasien yang mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain.

Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.

5.

Harga diri rendah kronis b.d Depresi.

Tujuan :
Terlepas dari harga diri rendah
Dengan Kriteria Hasil :
Pasien memperlihatkan tingkat persepsi positif tentang situasi hidup saat ini.

-     Fasilitasi perkembangan penampilan positif pada situasi tertentu.
-     Membantu pasien meningkatkan penilaian penghargaan terhadap diri.

Dengan peningkatan harga diri dapat membantu Pasien lepas dari harga diri rendah kronis.


















6.                  Sistem Pelaporan
Tn. G dibawa ke Puskesmas lalu dirujuk kerumah sakit Abunawas khususnya Poli Syaraf, Tn. G dirujuk ke Rumah sakit Bahteramas untuk mendapatkan pemeriksaan EEG, MRI, Angiografi, USG Doppler dan CT Scan.
Setelah mendapatkan pemeriksaan, Tn. G dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa untuk konsultasi dengan Psikiater dan mendapatkan perawatan jiwa.





Down Arrow Callout: RS ABUNAWAS
POLI SYARAF
Down Arrow Callout: RS BAHTERAMAS
POLI SYARAF

 
Down Arrow Callout: PUSKESMAS                                                                                                   
















Right Arrow: RUJUK

Tn. G dibawa ke puskesmas
 


RS Abunawas tidak memiliki Fasilitas yang dibutuhkan yaitu EEG, MRI, Angiografi, USG Doppler dan CT Scan 
 







Down Arrow: RUJUK




Left Arrow Callout: R
S

J
I
W
A


Konsul Ke PSIKIATER dan mendapatkan Perawatan JIWA 
 

 


















7.                  SAP
SATUAN  ACARA PEMBELAJARAN  ( SAP )
SISTEM NEUROBEHAVIOUR          
Cabang Ilmu               : Sistem Neurobehaviour
Pokok Bahasan          : STROKE DAN DEPRESI
Tujuan                        : Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran ini diharapkan keluarga mengetahui tentang penyakit STROKE DAN DEPRESI
Tujuan Khusus
Setalah mengikuti pembelajaran ini keluarga akan mampu :
a)      Menyebutkan pengertian STROKE DAN DEPRESI
b)     Menyebutkan penyebab patofisiologi STROKE
c)      Menyebutkan manifestasi klinis STROKE
d)     Menyebutkan diagnosis STROKE
e)      Menyebutkan pemeriksaan penunjang STROKE
Sasaran                       : keluarga
Media                         : Laptop
Metode penyuluhan : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Evaluasi                      : Mengevaluasi kemampuan audience dalam memahami tentang STROKE
Materi                        : terlampir




Kegiatan pembelajaran
Tahap kegiatan
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan peserta
Media dan alat pembelajaran

I.Pendahuluan

1.      Pembukaan
2.       Menjelaskan tujuan penyuluhan  hari ini


Mendengarkan/
memperhatikan

Ceramah

II. Penyajian

3.      Menguraikan materi penyuluhan
ü  Pengertian STROKE dan DEPRESI
ü  Patofisiologi STROKE
ü  Manifestasi klinis STROKE
ü  Diagnosa STROKE




Mendengarkan


Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan


Ceramah


III. Penutup

4.      Memberikan kesempatan bertanya hal-hal yang belum jelas
5.      Menjelaskan kembali hal-hal yang belum dimengerti
6.      Penutup


Bertanya


Memperhatikan

Ceramah/
Menjelaskan



Evaluasi
Mengevaluasi kemampuan audience dalam memahami tentang STROKE dan DEPRESI, apakah sesuai dengan tujuan instruksional, keluarga mampu :
a)      Menyebutkan pengertian STROKE dan DEPRESI
b)     Menyebutkan penyebab patofisiologi STORKE
c)      Menyebutkan manifestasi klinis STROKE
d)     Menyebutkan diagnosis STROKE
e)      Menyebutkan pemeriksaan penunjang STORKE


















8.                  Materi
8.1             Definisi
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak.( brunner &suddarth)
Stroke adalah deficite neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena ( WHO, 1989 ).
8.2             Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian:
8.2.1    Trombosis
Bekuan darah dalam pembuluh drah otak atau leher
8.2.2    Embolisme serebral
Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain
8.2.3    Iskemia
Penurunan aliran darah ke area otak
8.2.4    Hemoragi serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabka kehilangan sementara atau parmanen gerakan, berfikir, memori, bicara, atau sensasi. (brunner & suddarth)
8.3             Faktor resiko terjadinya stroke adalah:
8.3.1    Hipertensi
Dapat disebabkan oleh terosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dpat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah serebral.
8.3.2    Aneurisma pembuluh darah cerebral
Adanya kelainan pembuluh darah yakni nerupa penebalan pada satuu tempat yang diikuti oleh penipisan ditempat lain. Pada daerah penipisa yang maneuvertertentu dapat menimbulkan perdarahan.
8.3.3    Kelainan jantung
Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak
8.3.4    Diabetes melitus
Pada diabetes melitus viskositas darah meningkat sehingga memperlambat aliran darah kususnya serebral
8.3.5    Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak
8.3.6    Polocitemia
Pada polocitemia viskositas dara meningkat dan aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi otak menurun
8.3.7    Peningkatan kolesterol
Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkn aterosklerosis danterbentuknya embolus dari lemak
8.3.8    Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningktan kadar kolesterol sehingga dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
8.3.9    Perokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis


8.3.10 Kurang aktivitas fisik
Kurang aktivitas fisik dapat mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh darah. (pembuluh darah menjadi kaku)
8.4       Klasifikasi stroke
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi:
8.4.1    Stroke hemoragik
             Terjadi perdarahan serebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaraan umumnya menurn dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
8.4.2    Stroke non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelh istirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak. ( brunner & suddrrth)
8.5       Manifestasi klinis
8.5.1    Defisit lapang penglihatan
a.        Kehilangan penglihatan perifer : kesulitan melihat pada malam hari
b.        Diplopia : penglihatan ganda


8.5.2    Defisite motorik
a.        Hemiparesis : kelemahan wajah,lengan,dan kaki pada sisi yang sama
b.        Hemiplegia : paralisis wajah, lengan dan kaki
c.         Ataksia : berjalan tidak mantap
d.        Disartria : kesulitan dalam membentuk kata
8.5.3    Defisit sensori
Kebas dan semutan pada bagian tubuh
8.5.4    Defisit verbal
a.        Afasia ekspresif : tidak mampu membetuk kata yang dapat dipahami
b.        Afasia reseptif : tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal.
c.         Afasia global : kombinasi afasia ekspresif dan afasi resptif
8.5.5    Defisit kognitif
a.        Kehilangan memori jangka pendek dan panjang
b.        kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
c.         perubahan penilaian
8.5.6    Defisit emosional
a.        kehilangan kontrol diri
b.        labilitas emosional
c.         penurunan tpleransi pada situasi yang menimbulkan stres
d.        depresi
e.        menarik diri
f.          rasa takut, bermusuhan dan marah
8.6       Pemeriksaan diagnostik
8.6.1    Pemeriksaan laboratorium
a.     Lumbal fugsi : pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal
b.    Pemeriksaan darah rutin
c.     Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serumdan kemudian berangsur-angsurturun kembali
d.    Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada daerah itu sendiri
8.6.2    CT scan kepala
Untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark
8.6.3    MRI
Untuk mengetahui adanya edema, infark hematom dan bergesernya struktur otak
8.6.4    Angiografi
Untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang terganggu

8.6.5    USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovana (masalah sistem karotis)
8.6.6    EEG
Untuk melihat masalah yang timul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunkan implus listrik dalam jaringan otak.
8.7       Definisi Depresi
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi penyakit/ klinik.(stuart dan sundeer,1998)
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.
8.8             Faktor Predisposisi
8.8.1    Faktor genetik dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan afektif melalui riwayat keluarga atau keturunan.
8.8.2       Teori agresi menyerang kedalam,menunjukan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang dtujukan kpd diri sendiri.
8.8.3    Teori kehilangan obyek merujuk kepada perpisahan traumatik individu dengan benda atau yang sangat berarti.
8.8.4    Teori organisasi keprbdian menguraikan bagaimana konsep dri yang negatif dan harga diri rnudah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor.
8.8.5    Model kognitif menyatakan bahwa deprsi merupakan masalah kognitif yang di dominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap dari seseorang, dunia seseorang dan masa depn seseorang.
8.8.6    Model ktidakberdayaan yang dipelajari menunjukan bahwa bukan semata-mata trauma menyebabkan depresi tapi keyakinan bahwa seseorang tidak mempnyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya oleh karena itu ia mengulngi respon yang adaptif.
8.8.7    Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial yang mengasumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkngan.
8.8.8    Model biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh terjadi selma masa depresi. Termasuk defisiensi ketokolamin, disfungsi endokrin,dan hiperskresi kortisol
8.9             Stresor Pencetus
8.9.1    Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang di bayangkan, termasuk kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan,atau harga diri. karena elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan maka persepsi pasien merupakan hal yg sangat penting
8.9.2    Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
8.9.3    Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan depresi, trutama pada wanita.
8.9.4    Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau penyakit fisik dan gangguan keseimbangan metabolik, dapat mencetuskan gangguan alam perasaan. Diantra obat-obatan termasuk tersebut terdapat obat antihipertensi dan penyalahgunaan zat yang menyebabkan kecanduan. Kebanyakan penyakit kronik yg melemahkan tubuh juga sering disrtai dengan depresi. Depresi yg terdapat pada usia lanjut biasnya bresfat kompleks karena untuk menegakan diagnosis sering melibtkan evaluasi dari kerusakan otak orgnik dan depresi klinik.
8.9       Tanda dan Gejala Depresi
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi penyakit/ klinik.(stuart dan sundeer,1998)
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar