SKENARIO 3 (STROKE)
G, Seorang laki – laki berusia 73 tahun, masuk
RS dan berdiagnosa Depresi Mayor. G marah karena hampir semua anaknya tidak ada
yang peduli lagi, kecuali anak bungsu lelakinya, yang menurutnya masih
menghargai dia. Baru – baru ini, G mendatangi pesta ulang tahun cucunya, dan
berfikir semua keluarga mengacuhkannya. G mengatakan bahwa istrinya telah
menganiaya dia secara fisik dan mental.
Saat baru masuk RS, G mengatakan bahwa “orang
– orang menganggap saya ini gila, saya tidak gila. Saya hanya marah karena
mobil saya diambil. Kemerdekaan saya dirampok.
“setelah tiga hari diRS, perawat mengatakan
bahwa G mengalami kesulitan mengikuti instruksi verbal, dan kelihatan seperti
antara kelelahan dan kebingungan. G mengatakan ia sulit menelan makanan dan
minuman. Bicara tidak jelas, dan ileran. Pengkajian lanjut menemukan bahwa G
perah mengalami Stroke.
1.
Klasifikasi
Istilah
a.
Depresi Mayor.
b.
Gila.
c.
Kemerdekaannya
dirampok.
d.
Instruksi Verbal.
e.
Stroke.
f.
Ileran.
2.
Identifikasi
Masalah
a.
Apa yang dimaksud
dengan Depresi Mayor?
b.
Mengapa Klien
berfikir bahwa hampir semua anaknya tidak ada yang peduli lagi kecuali anak
bungsu laki-lakinya?
c.
Mengapa Klien
berfikir semua keluarga mengacuhkannya?
d.
Mengapa Klien
mengatakan bahwa dirinya telah dianiaya Klien secara fisik dan mental oleh
istrinya?
e.
Mengapa Klien
dianggap orang gila oleh orang lain?
f.
Mengapa Klien
merasa Kemerdekaannya dirampok?
g.
Mengapa Klien
Sulit mengikuti Instruksi Verbal?
h.
Mengapa Klien
Nampak seperti antara kelelahan dan kebingungan?
i.
Mengapa Klien
Sulit menelan makanan dan minuman?
j.
Mengapa Klien
bicara tidak jelas dan ileran?
3.
Analisa Masalah
a.
Depresi mayor
adalah depresi yang cukup serius sehingga pasien perlu dirawat dirumah sakit.
Depresi adalah suatu kodisi sedih, lelah yang
berlebihan.
b.
Karena klien
mengalami depresi.
c.
Karena klien
mengalami depresi.
d.
Karena klien
mengalami depresi.
e.
Karena Klien
menampakkan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
f.
Karena Klien
mengalami Waham kemiskinan yang mana wahan kemiskinan ini adalah keyakinan
palsu bahwa klien mengalami kehilangan atau akan terampas semua miliknya.
g.
Karena Klien
mengalami gangguan pada SSP akibat Stroke.
h.
Karena Klien
mengalami gangguan pada SSP akibat Stroke.
i.
Karena klien
mengalami gangguan motorik akibat stroke.
j.
Karena klien
mengalami gangguan motorik akibat stroke.
LEARNING
OBYEKTIVE (LO)
1. Anatomi dan fisiologi
system saraf
Pengertian
Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem
koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi
dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan
cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun
dalam. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf
adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen
yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
a.
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau
impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b.
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu
sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut
penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut
neuron.
c.
Efektor, adalah bagian yang menanggapi
rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling
penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
a.
Sel Saraf (Neuron)
Sistem
saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
b.
Badan sel
Badan
sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan
sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi,
lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma
tempat transportasi sintesis protein.
c.
Dendrit
Dendrit
adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
d.
Akson
Akson
disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput
mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat
jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann
yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit
dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus
oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.
Berdasarkan
struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a)
Sel saraf sensori
Fungsi
sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari
saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b)
Sel saraf motor
Fungsi
sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan
dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c)
Sel saraf intermediet
Sel
saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel
saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori
atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok
serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk
urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul
saraf.
1. Sistem Saraf
Pusat
a)
Otak
Otak
merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih
kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum),
otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.
b)
Otak Besar ( cerebrum )
Otak
besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Yaitu
Berpikir, berbicara, melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar termasuk
kegitan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu
belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister.
Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah
kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh
sebelah kanan.
c)
Otak tengah ( Mesensefalon )
Otak
tengah merupakan pebghubung antara otak depan dan otak belakang, bagian
otak tengah yang berkembang adalah lobus optikus yang berfungsi sebagai pusat
refleksi pupil mata, pengatur gerak bola mata, dan refleksi akomodasi mata.
d)
Otak kecil ( cerebellum )
Otak
kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar.
Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan
lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu
belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak
kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja
otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Dan pusat keseimbangan tubuh.
Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
1)
Otak depan meliputi :
a)
Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan
cairan tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
b)
Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang
berasal dari sensorik cerebrum.
c)
Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.
2)
Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan
pusat refleks mata.
3)
Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla
oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah,
mengatur pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan
bersin.
1.
Sumsum lanjutan (medula oblongata)
sumsum
lanjutan atau sumsum penghubung. terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam
dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna
putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengatur
reflex fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh,
tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
2.
Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Sumsum
tulang belakang terletak memanjang didalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas
tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang
belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan
lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan
lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat
saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah
sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat
pengatur gerak refleks.
a.
Sistem Saraf Tepi
Sistem
saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem
saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk
perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem
saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
b.
Sistem saraf somatic ( saraf sadar )
sistem
saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar. Sistem saraf
somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum
tulang belakang ( spinal ) Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke
organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang
belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan
dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf
dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat,
dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat
memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian
tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Contoh
dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.
a).Ketika
kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak.
Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk
berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.
b).Ketika
kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi
tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan
kipas angin.
c).Ketika
kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke
otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan
kaki untuk bergerak membersihkan kamar.
c.
Sistem saraf otonom
Apa
yang kamu rasakan ketika kejatuhan cicak? Kamu kaget, ketakutan, dan
menjerit keras. Jantungmu berdetak dengan cepat. Pikiranmu kacau. Reaksi yang
membuat responmu dalam situasi ketakutan ini dikontrol oleh sistem saraf
otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari
atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur
oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
a)
Sistem saraf simpati
Disebut
juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang
belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang
ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari
sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.
- Mempercepat denyut jantung.
- Memperlebar pembuluh darah.
- Memperlebar bronkus.
- Mempertinggi tekanan darah.
- Memperlambat gerak peristaltis.
- Memperlebar pupil.
- Menghambat sekresi empedu.
- Menurunkan sekresi ludah.
- Meningkatkan sekresi adrenalin.
b)
Sistem saraf parasimpatik
Disebut
juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari
daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring
yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung.
1.
Mekanisme kerja saraf
Neuron
mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan
sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai
di ujung akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang memacu
dendrit yang berhubungan dengan akson tadi.
a. Penghantaran Inpuls
Rangsangan
yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan
sinapsis.
b. Penghantaran lewat sel saraf
Sel
saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif
(+), sedangkan muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut
polarisasi.
c Penghantaran lewat Sinapsis
1)
Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan
permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2)
Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan
neurotransmiter ke celah sinapsis.
3) Neurotransmiter
membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter
dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont.
Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.
2.
Patofisiologi
2.1 Stroke non hemoragik
Iskemia
disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau
embolus. Thrombus umumnya terjadi karena penkembangan ateroklerosis pada
dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area
thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks
iskemia, akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh
embolus yang berjalan menuju arteri karotis. Terjadiny blok pada arteri
tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi
gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya
dinding pembuluh darah oleh emboli.
2.2 Stroke hemoragik
Pembuluh
darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan
subaracnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya
konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi
tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabka
herniasi otak sehingga timbul kematian. Disamping itu darah yang mengalir ke
substansi otak atau ruang subracranoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh
darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran berkurang atau
tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
3.
Pengkajian
3.1
Identitas Umum
Nama :
Tn. G
Usia :
73 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
3.2
Alasan Masuk Rumah Sakit
Tn. G dibawa ke
rumah sakit Depresi Mayor, sering marah, berfikir semua keluarga
mengacuhkannya. Tn. G merasa telah dianiaya oleh isterinya secara fisik dan
mental.
3.3
Riwayat
Penyakit sebelumya
Tn.
G pernah mengalami Stroke.
3.4
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Kebersihan Kepala, Mata, Telinga, hidung,
mulut dan gigi.
3.5
Psikososial
Komunikasi
dalam keluarga mengalami hambatan kecuali anak bungsu lelakinya karena menurut
Tn. G masih menghargainya. Tn. G tinggal satu rumah dengan Isteri dan Anak
laki-laki bungsunya. Hambatan dalam komunikasi dengan anggota keluarganya
karena anggota keluarga tidak serumah sehingga Tn. G berfikir semua keluarga
mengacuhkannya bahkan Tn. G mengaku telah dianiaya fisik dan mentalnya oleh isterinya
sendiri.
Tn.
G merasa kemerdekaannya direbut atau diambil bahkan dirampok sehingga Tn. G
merasa mobilnya diambil.
Tn.
G mengalami kesulitan mengikuti intruksi verbal dan kelihatan antara kelelahan
dan kebingungan.
3.6
Konsep diri
3.6.1 Citra tubuh
Tn. G mengatakan bahwa dia sulit menelan
makanan dan minuman, namun secara keseluruhan bagian tubuhnya baik.
3.6.2 Ideal diri
Saat ini yang menjadi keinginan Tn. G adalah semua
keluarga peduli dan kemerdekaanya dikembalikan.
3.6.3 Peran
Tugas Tn. S selama dirumah tidak banyak,
biasanya Tn. G hanya melakukan pekerjaan yang sekiranya mampu dan dapat
dilakukan. Tn. G senang dengan peran yang diterima di rumahnya.
3.6.4 Identitas diri
Di rumah Tn. G hanya berkomunikasi dengan anak
lelaki bungsunya. Yang dikeluhkan klien saat ini adalah merasa tidak dipedulikan
oleh anggota keluarganya, dicap sebagai orang GILA.
3.6.5 Harga diri
Tn. G merasa kalau dirinya diacuhkan oleh
keluarganya bahkan Tn. G merasa telah dianiaya oleh isterinya sendiri. Tn. G
tidak menerima dirinya dianggap orang GILA.
3.6.6 Hubungan Sosial
Tn. G dianggap gila oleh orang disekitarnya.
3.6.7 Spiritual
Agama Tn. G adalah Islam tetapi klien tidak
menjalankan sholat.
3.7
Status Mental
3.7.1 Aktivitas motorik
Tn.
G sulit menelan makanan dan minuman akibat stroke yang pernah dialalminya.
3.7.2 Interaksi selama
wawancara
Selama proses wawancara Tn. G mengalami
kesulitan mengikuti instruksi verbal dan kelihatan antara kelelahan dan
kebingungan. Bicara tidak jelas dan ileran akibat Stroke yang pernah dialami.
3.7.3 Memori
Tn. G masih mampu mengingat memori baik jangka
panjang dan memori jangka pendeknya dengan baik.
3.7.4 Tingkat
Konsentrasi.
Tn. G mengalami kesulitan mengikuti intruksi
verbal dan kelihatan kelelahan dan kebingungan.
3.7.5 Persepsi
Tn. G merasa dirinya diacuhkan oleh semua
anggota keluarganya kecuali anak bungsu lelakinya, bahkan Tn. G merasa dirinya
dianiaya secara fisik dan mental.
3.7.6 Alam perasaan
Tn. G merasa marah, bingung, lelah ataupun,
putus asa. Dia merasa tidak gila, dia hanya marah karena mobilnya diambil dan
mengapa keluarganya membawa dia ke Rumah Sakit jiwa padahal Tn. G merasa tidak
gila.
3.7.7 Proses Pikir
mengalami
kesulitan mengikuti instruksi verbal, dan kelihatan seperti antara kelelahan
dan kebingungan.
3.7.8 Isi pikir
Tn. G menganggap dirinya tidak gila, dia hanya
mempertahankan mobilnya yang telah diambil, dan kemerdekaannya yang dirampok.
3.7.9 Tingkat kesadaran
Tn. G terlihat antar kelelahan dan kebingungan.
3.7.10 Daya tilik diri
Tn. G mengingkari penyakit yang diderita dan
merasa tidak sakit. Klien mengatakan kalau mobilnya diambil dan kemerdekaanya
dirampok dan anggota keluarganya mengacuhkan kecuali anak bungsu lelakinya.
4.
Diagnosa
Keperawatan
4.1
Hambatan Mobilitas
Fisik berhubungan dengan gangguan motorik
4.2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan pada syaraf motorik
4.3
Defisit perawatan
diri berhubungan dengan gengguan sensorik dan depresi
4.4
Isolasi social berhubungan dengan Depresi
4.5
Harga diri rendah berhubungan dengan Depresi
5.
Intervensi
NO
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
(NOC)
|
INTERVENSI
(NIC)
|
RASIONAL
|
1
|
Hambatan mobilitas fisik b.d
gangguan motorik.
|
Tujuan :
Memperlihatkan Mobilitas fisik.
Dengan Kriteria Hasil :
-
Melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dengan alat bantu.
|
-
Memfasilitasi
pelatihan otot resistif secara rutin untuk mempertahankan dan meningkatkan
kekuatan otot.
-
Meningkatkan
dan membantu dalam berjalan untuk mempertahankan dan mengembalikan fungsi
tubuh autonom dan volunteer selama pengobatan dan pemulihan dari kondisi
sakit atau cedera.
|
-
Melatih
otot resistif secara rutin untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan
otot dapat membantu pemulihan otot.
|
2
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d gangguan pada syaraf motorik.
|
Tujuan :
Mengatasi kesembangan nutrisi yang adekuat.
Dengan Kriteria Hasil :
-
Pasien memperlihatkan peningkatan
selera makan dalam keadaan sakit atau sedang menjalani pengobatan.
|
-
Beri makan diet lunak pada pasien.
-
Beri makan sedikit tapi sering.
-
Cari tau makanan kesukaan pasien untuk
menambah selera makan.
|
-
Dengan
memberikan makanan lunak dengan berkali-kali dapat diharapkan dapat mengatasi
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
|
3
|
Defisit perawatan diri b.d gangguan
sensorik dan depresi.
|
Tujuan :
Mengatasi Defisit perawatan diri.
Dengan Kriteria Hasil :
Pasien mampu untuk membersihkan
tubuh sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat.
|
-
Bantu dan
bimbing pasien untuk memenuhi hygiene pribadi.
-
Ajari
pasien untuk menggunakan alat bantu (jika diperlukan) untuk kekamar mandi.
|
Membantu dan membimbing pasien dalam
meningkatkan hygiene pribadidapat mengatasi deficit perawatan diri.
|
4
|
Isolasi social b.d rasa curiga.
|
Tujuan :
-
Pasien
dapat terlepas dari isolasi sosial.
Dengan Kriteria Hasil :
Pasien mulai membina hubungan dengan
orang lain
|
-
Bantu pasien mengembangkan atau meningkatkan
keterampilan social interpersonal.
-
Bina hubungan terapeutik denmgan pasien yang
mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain.
|
Hubungan
saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.
|
5.
|
Harga diri rendah kronis b.d Depresi.
|
Tujuan :
Terlepas dari harga diri rendah
Dengan Kriteria Hasil :
Pasien memperlihatkan tingkat
persepsi positif tentang situasi hidup saat ini.
|
-
Fasilitasi perkembangan penampilan positif
pada situasi tertentu.
-
Membantu pasien meningkatkan penilaian
penghargaan terhadap diri.
|
Dengan peningkatan harga diri dapat
membantu Pasien lepas dari harga diri rendah kronis.
|
6.
Sistem Pelaporan
Tn.
G dibawa ke Puskesmas lalu dirujuk kerumah sakit Abunawas khususnya Poli Syaraf,
Tn. G dirujuk ke Rumah sakit Bahteramas untuk mendapatkan pemeriksaan EEG, MRI,
Angiografi, USG Doppler dan CT Scan.
Setelah
mendapatkan pemeriksaan, Tn. G dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa untuk konsultasi
dengan Psikiater dan mendapatkan perawatan jiwa.
|
|
||||||||||||
|
|||||||||||||
7.
SAP
SATUAN ACARA
PEMBELAJARAN ( SAP )
SISTEM
NEUROBEHAVIOUR
Cabang Ilmu : Sistem Neurobehaviour
Pokok Bahasan : STROKE DAN DEPRESI
Tujuan : Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran ini diharapkan keluarga mengetahui tentang penyakit STROKE DAN DEPRESI
Tujuan Khusus
Setalah mengikuti
pembelajaran ini keluarga akan mampu :
a) Menyebutkan
pengertian STROKE DAN DEPRESI
b) Menyebutkan
penyebab patofisiologi STROKE
c) Menyebutkan
manifestasi klinis STROKE
d) Menyebutkan
diagnosis STROKE
e) Menyebutkan
pemeriksaan penunjang STROKE
Sasaran : keluarga
Media : Laptop
Metode penyuluhan : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Evaluasi : Mengevaluasi kemampuan
audience dalam memahami tentang STROKE
Materi : terlampir
Kegiatan pembelajaran
Tahap kegiatan
|
Kegiatan
penyuluhan
|
Kegiatan
peserta
|
Media dan alat
pembelajaran
|
I.Pendahuluan
|
1.
Pembukaan
2.
Menjelaskan tujuan penyuluhan hari ini
|
Mendengarkan/
memperhatikan
|
Ceramah
|
II. Penyajian
|
3.
Menguraikan
materi penyuluhan
ü
Pengertian STROKE dan DEPRESI
ü
Patofisiologi STROKE
ü
Manifestasi klinis STROKE
ü
Diagnosa STROKE
|
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
|
Ceramah
|
III. Penutup
|
4.
Memberikan
kesempatan bertanya hal-hal yang belum jelas
5.
Menjelaskan
kembali hal-hal yang belum dimengerti
6.
Penutup
|
Bertanya
Memperhatikan
|
Ceramah/
Menjelaskan
|
Evaluasi
Mengevaluasi kemampuan audience dalam memahami tentang STROKE
dan DEPRESI, apakah sesuai dengan tujuan instruksional, keluarga mampu :
a) Menyebutkan
pengertian STROKE dan DEPRESI
b) Menyebutkan
penyebab patofisiologi STORKE
c) Menyebutkan
manifestasi klinis STROKE
d) Menyebutkan
diagnosis STROKE
e) Menyebutkan
pemeriksaan penunjang STORKE
8.
Materi
8.1
Definisi
Stroke
adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah
kebagian otak.( brunner &suddarth)
Stroke
adalah deficite neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan daerah
fokal otak yang terkena ( WHO, 1989 ).
8.2
Etiologi
Stroke biasanya
diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian:
8.2.1 Trombosis
Bekuan darah dalam pembuluh drah otak
atau leher
8.2.2 Embolisme
serebral
Bekuan darah atau material lain yang
dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain
8.2.3 Iskemia
Penurunan aliran darah ke area otak
8.2.4 Hemoragi
serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral
dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Akibatnya
adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabka kehilangan sementara
atau parmanen gerakan, berfikir, memori, bicara, atau sensasi. (brunner &
suddarth)
8.3
Faktor resiko
terjadinya stroke adalah:
8.3.1 Hipertensi
Dapat disebabkan
oleh terosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dpat menimbulkan pecahnya
pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah
serebral.
8.3.2 Aneurisma
pembuluh darah cerebral
Adanya kelainan
pembuluh darah yakni nerupa penebalan pada satuu tempat yang diikuti oleh
penipisan ditempat lain. Pada daerah penipisa yang maneuvertertentu dapat
menimbulkan perdarahan.
8.3.3 Kelainan
jantung
Kerusakan kerja
jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak
8.3.4 Diabetes
melitus
Pada diabetes
melitus viskositas darah meningkat sehingga memperlambat aliran darah kususnya
serebral
8.3.5 Usia
lanjut
Pada usia lanjut
terjadi proses klasifikasi pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak
8.3.6 Polocitemia
Pada polocitemia
viskositas dara meningkat dan aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi otak
menurun
8.3.7 Peningkatan
kolesterol
Kolesterol yang
tinggi dapat menyebabkn aterosklerosis danterbentuknya embolus dari lemak
8.3.8 Obesitas
Pada obesitas
dapat terjadi hipertensi dan peningktan kadar kolesterol sehingga dapat
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
8.3.9 Perokok
Pada perokok akan
timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis
8.3.10 Kurang
aktivitas fisik
Kurang aktivitas
fisik dapat mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh darah.
(pembuluh darah menjadi kaku)
8.4 Klasifikasi stroke
Berdasarkan
proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi:
8.4.1 Stroke
hemoragik
Terjadi
perdarahan serebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yang disebabkan
oleh pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi saat melakukan aktifitas,
namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaraan umumnya menurn dan
penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
8.4.2 Stroke
non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli spasme
ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelh istirahat cukup
lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan
terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak. ( brunner &
suddrrth)
8.5 Manifestasi
klinis
8.5.1 Defisit lapang penglihatan
a.
Kehilangan penglihatan perifer : kesulitan
melihat pada malam hari
b.
Diplopia : penglihatan ganda
8.5.2 Defisite motorik
a.
Hemiparesis : kelemahan wajah,lengan,dan kaki
pada sisi yang sama
b.
Hemiplegia : paralisis wajah, lengan dan kaki
c.
Ataksia : berjalan tidak mantap
d.
Disartria : kesulitan dalam membentuk kata
8.5.3 Defisit sensori
Kebas dan semutan pada bagian tubuh
8.5.4 Defisit verbal
a.
Afasia ekspresif : tidak mampu membetuk kata
yang dapat dipahami
b.
Afasia reseptif : tidak mampu memahami kata
yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal.
c.
Afasia global : kombinasi afasia ekspresif dan
afasi resptif
8.5.5 Defisit kognitif
a.
Kehilangan memori jangka pendek dan panjang
b.
kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
c.
perubahan penilaian
8.5.6 Defisit emosional
a.
kehilangan kontrol diri
b.
labilitas emosional
c.
penurunan tpleransi pada situasi yang
menimbulkan stres
d.
depresi
e.
menarik diri
f.
rasa takut, bermusuhan dan marah
8.6 Pemeriksaan
diagnostik
8.6.1 Pemeriksaan laboratorium
a. Lumbal fugsi :
pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif,
sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal
b. Pemeriksaan darah
rutin
c. Pemeriksaan kimia
darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai
250 mg di dalam serumdan kemudian berangsur-angsurturun kembali
d. Pemeriksaan darah
lengkap : untuk mencari kelainan pada daerah itu sendiri
8.6.2 CT scan kepala
Untuk
mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark
8.6.3 MRI
Untuk
mengetahui adanya edema, infark hematom dan bergesernya struktur otak
8.6.4 Angiografi
Untuk
mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang
terganggu
8.6.5 USG Doppler
Untuk
mengidentifikasi adanya penyakit arteriovana (masalah sistem karotis)
8.6.6 EEG
Untuk
melihat masalah yang timul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga
menurunkan implus listrik dalam jaringan otak.
8.7 Definisi Depresi
Depresi
adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik :
rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen
somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan
denyut nadi sedikit menurun.
Depresi
adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan dapat digunakan
untuk menunjukan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional,
reaksi penyakit/ klinik.(stuart dan sundeer,1998)
Depresi
merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan
gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada
individu yang bersangkutan.
8.8
Faktor Predisposisi
8.8.1 Faktor
genetik dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan afektif melalui riwayat
keluarga atau keturunan.
8.8.2
Teori agresi menyerang kedalam,menunjukan
bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang dtujukan kpd diri sendiri.
8.8.3 Teori
kehilangan obyek merujuk kepada perpisahan traumatik individu dengan benda atau
yang sangat berarti.
8.8.4 Teori
organisasi keprbdian menguraikan bagaimana konsep dri yang negatif dan harga
diri rnudah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap
stressor.
8.8.5 Model
kognitif menyatakan bahwa deprsi merupakan masalah kognitif yang di dominasi
oleh evaluasi negatif seseorang terhadap dari seseorang, dunia seseorang dan
masa depn seseorang.
8.8.6 Model
ktidakberdayaan yang dipelajari menunjukan bahwa bukan semata-mata trauma
menyebabkan depresi tapi keyakinan bahwa seseorang tidak mempnyai kendali
terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya oleh karena itu ia mengulngi
respon yang adaptif.
8.8.7 Model
perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial yang mengasumsi penyebab
depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan
lingkngan.
8.8.8 Model
biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh terjadi selma masa depresi.
Termasuk defisiensi ketokolamin, disfungsi endokrin,dan hiperskresi kortisol
8.9
Stresor Pencetus
8.9.1 Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang
di bayangkan, termasuk kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik,
kedudukan,atau harga diri. karena elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep
kehilangan maka persepsi pasien merupakan hal yg sangat penting
8.9.2 Peristiwa besar dalam kehidupan sering
dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak terhadap
masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
8.9.3 Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan
mempengaruhi perkembangan depresi, trutama pada wanita.
8.9.4 Perubahan fisiologik diakibatkan oleh
obat-obatan atau penyakit fisik dan gangguan keseimbangan metabolik, dapat
mencetuskan gangguan alam perasaan. Diantra obat-obatan termasuk tersebut
terdapat obat antihipertensi dan penyalahgunaan zat yang menyebabkan kecanduan.
Kebanyakan penyakit kronik yg melemahkan tubuh juga sering disrtai dengan
depresi. Depresi yg terdapat pada usia lanjut biasnya bresfat kompleks karena
untuk menegakan diagnosis sering melibtkan evaluasi dari kerusakan otak orgnik
dan depresi klinik.
8.9 Tanda dan Gejala Depresi
Depresi adalah
suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa
susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik:
anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut
nadi sedikit menurun.
Depresi adalah
suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan dapat digunakan untuk
menunjukan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi
penyakit/ klinik.(stuart dan sundeer,1998)
Depresi merupakan
gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi
social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang
bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar