BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat. Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi,
anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia
dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di
sebagian besar wilayah Indonesia. Angka kesakitan
penyakit ini pun masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk
yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah
endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria
Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit malaria
masih tinggi di daerah tersebut.
Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun,
dengan angka kematian sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria
adalah daerah papua, akan tapi sekitar 107 juta orang Indonesia tinggal di
daerah endemis malaria yang tersebar dari Aceh sampai Papua, termasuk di Jawa
yang padat penduduknya (Adiputro,2008).
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1 Apa
definisi Malaria?
1.2.2 Apa
Etiologi/Penyebab Malaria?
1.2.3 Bagaimana Patofisiologi Malaria?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui
pengertian Malaria.
1.3.2 Mengetahui
penyebab Malaria.
1.3.4 Mengetahui bagaimana
Patofisiologi Malaria.
1.4 Manfaat
1.4.1 Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan,
agar kedepan kita dapat berbuat dan bertindak untuk mengenali dan mengatasi
serta menghindari penyakit Malaria.
1.4.2 Penulis dapat lebih mengetahui dan
memahami secara spesifik tentang Malaria.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kata “malaria”
berasal dari bahasa Itali “ Mal” yang artinya buruk dan “Aria” yang artinya
udara. Sehingga malaria berarti udara buruk (bad air). Hal ini disebabkan
karena malaria terjadi secara musiman di daerah yang kotor dan banyak tumpukan
air (koalisi (a) koalisi org 2001).
Malaria adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dan genus plasmodium,
yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. (Prabowo, 2004: 2)
Penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dan genus plasmodium masa tunas atau inkubasi penyakit dapat beberapa hari atau beberapa bulan. (Dinas kesehatan DKI Jakarta)
Penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dan genus plasmodium masa tunas atau inkubasi penyakit dapat beberapa hari atau beberapa bulan. (Dinas kesehatan DKI Jakarta)
Berdasarkan
pengertian diatas penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
protozoa dan genus plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles
yang masa inkubasi penyakit dapat beberapa hari sampai beberapa bulan.
WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari
1 hingga 2 juta penduduk meninggal karena penyakit yang disebarluaskan nyamuk
Anopheles. Penyakit malaria juga dapat diakibatkan karena perubahan lingkungan
sekitar seperti adanya Pemanasan global yang terjadi saat ini
mengakibatkan penyebaran penyakit parasitik yang ditularkan melalui nyamuk dan
serangga lainnya semakin mengganas. Perubahan temperatur, kelembaban nisbi, dan
curah hujan yang ekstrim mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur sehingga
vector sebagai penular penyakit pun bertambah dan sebagai dampak muncul
berbagai penyakit, diantaranya demam berdarah dan malaria.
2.2 Etiologi
Penyakit malaria disebabkan oleh bibit
penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk
binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium. Kerja plasmodium
adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles,
plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah
diri.
2.2.1 Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan
malaria:
ü Falciparum,
penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian.
ü Vivax, penyebab
malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh.
ü Malaria, penyebab
malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.
ü Ovale, penyebab
penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia.
2.2.2 Penyebab lain terjadinya penyakit malaria,
yaitu
ü Parasit.
Untuk
kelangsungan hidupnya, parasit malaria memerlukan dua macam siklus kehidupan
yaitu:
Ø Siklus dalam
tubuh manusia.
Sikus
dalam tubuh manusia juga disebut siklus aseksual, dan siklus ini terdiri dari :
v Fase di luar sel
darah merah
Siklus di luar sel darah merah berlangsung
dalam hati. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale ada yang ditemukan dalam
bentuk laten di dalam sel hati yang disebut hipnosoit. Hipnosoit merupakan
suatu fase dari siklus hidup parasit yang nantinya dapat menyebabkan
kumat/kambuh atau rekurensi (long term relapse).
Plasmodium vivax dapat kambuh berkali-kali
bahkan sampai jangka waktu 3 – 4 tahun. Sedangkan untuk Plasmodium ovale dapat
kambuh sampai bertahun-tahun apabila pengobatannya tidak dilakukan dengan baik.
Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit yang masuk ke eritrosit (fase
eritrositer)
v Fase dalam sel
darah merah
Fase
hidup dalam sel darah merah / eritrositer terbagi dalam :
§ Fase sisogoni
yang menimbulkan demam
§ Fase gametogoni
yang menyebabkan seseorang menjadi sumber penularan penyakit bagi nyamuk vektor
malaria. Kambuh pada Plasmodium falciparum disebut rekrudensi (short term
relapse), karena siklus didalam sel darah merah masih berlangsung sebagai
akibat pengobatan yang tidak teratur. Merozoit sebagian besar masuk ke
eritrosit dan sebagian kecil siap untuk diisap oleh nyamuk vektor malaria.
Setelah masuk tubuh nyamuk vektor malaria, mengalami siklus sporogoni karena
menghasilkan sporozoit yaitu bentuk parasit yang sudah siap untuk ditularkan kepada
manusia.
Ø Fase seksual
dalam tubuh nyamuk
Fase seksual ini biasa juga disebut
fase sporogoni karena menghasilkan sporozoit, yaitu bentuk parasit yang sudah
siap untuk ditularkan oleh nyamuk kepada manusia. Lama dan masa berlangsungnya
fase ini disebut masa inkubasi ekstrinsik, yang sangat dipengaruhi oleh suhu
dan kelembaban udara. Prinsip pengendalian malaria, antara lain didasarkan pada
fase ini yaitu dengan mengusahakan umur nyamuk agar lebih pendek dari masa
inkubasi ekstrinsik, sehingga fase sporogoni tidak dapat berlangsung. Dengan
demikian rantai penularan akan terputus
ü Nyamuk Anopheles
Penyakit
malaria pada manusia ditularkan oleh nyamuk Anopheles vektor betina. Di seluruh
dunia terdapat sekitar 2000 spesies nyamuk Anopheles, 60 spesies diantaranya
diketahui sebagai vektor malaria. Di Indonesia terdapat sekitar 80 jenis nyamuk
Anopheles, 22 spesies diantaranya telah terkonfirmasi sebagai vektor malaria.
Sifat masing-masing spesies berbeda-beda tergantung berbagai faktor seperti
penyebaran geografis, iklim dan tempat perkembangbiakannya. Semua nyamuk vektor
malaria hidup sesuai dengan kondisi ekologi setempat, contohnya nyamuk vektor
malaria yang hidup di air payau (Anopheles sundaicus dan Anopheles subpictus),
di sawah (Anopheles aconitus) atau di mata air (Anopheles balabacensis dan
Anopheles maculatus). Nyamuk Anopheles hidup di daerah iklim tropis dan
subtropis, tetapi juga bias hidup di daerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini
jarang ditemukan pada daerah dengan ketinggian lebih dari 2500 meter dari
permukaan laut. Tempat perkembangbiakannya bervariasi (tergantung spesiesnya)
dan dapat dibagi menjadi tiga ekosistem yaitu pantai, hutan dan pegunungan.
Biasanya nyamuk Anopheles betina vektor menggigit manusia pada malam hari atau
sejak senja hingga subuh. Jarak terbang (flight range) antara 0,5 – 3 km dari
tempat perkembangbiakannya. Jika ada angin yang bertiup kencang, dapat terbawa
sejauh 20 – 30 km. Nyamuk Anopheles juga dapat terbawa pesawat terbang, kapal
laut atau angkutan lainnya dan menyebarkan malaria ke daerah yang semula tidak
terdapat kasus malaria. Umur nyamuk Anopheles dewasa dialam bebas belum banyak
diketahui, tetapi di laboratorium dapat mencapai 3 -5 minggu. Nyamuk Anopheles
mengalami metamorfosis sempurna. Telur yang diletakkan nyamuk betina diatas
permukaan air akan menetas menjadi larva, melakukan pergantian kulit (sebanyak
4 kali) kemudian tumbuh menjadi pupa dan menjadi nyamuk dewasa. Waktu yang
dibutuhkan untuk perkembangan (sejak telur menjadi dewasa) bervariasi antara 2
– 5 minggu tergantung spesies, makanan yang tersedia, suhu dan kelembaban
udara.
ü Manusia yang
rentan terhadap infeksi malaria.
Secara alami penduduk di suatu daerah
endemis malaria ada yang mudah dan ada yang tidak mudah terinfeksi malaria,
meskipun gejala klinisnya ringan. Perpindahan penduduk dari dan ke daerah
endemis malaria hingga kini masih menimbulkan masalah. Sejak dulu, telah
diketahui bahwa wabah penyakit ini sering terjadi di daerah-daerah pemukiman
baru, seperti di daerah perkebunan dan transmigrasi. Hal ini terjadi karena
pekerja yang datang dari daerah lain belum mempunyai kekebalan sehingga rentan
terinfeksi.
ü Lingkungan
Keadaan
lingkungan berpengaruh terhadap keberadaan penyakit malaria di suatu daerah.
Adanya danau, air payau, genangan air di hutan, persawahan, tambak ikan,
pembukaan hutan dan pertambangan di suatu daerah akan meningkatkan kemungkinan
timbulnya penyakit malaria karena tempat-tempat tersebut merupakan tempat
perkembangbiakan nyamuk vektor malaria.
ü Iklim
Suhu dan curah hujan di suatu daerah berperan penting dalam penularan penyakit malaria. Biasanya penularan malaria lebih tinggi pada musim kemarau dengan sedikit hujan dibandingkan pada musim hujan. Pada saat musim kemarau dengan sedikit hujan, genangan air yang terbentuk merupakan tempat yang ideal sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk vektor malaria. Dengan bertambahnya tempat perkembangbiakan nyamuk, populasi nyamuk vektor malaria juga bertambah sehingga kemungkinan terjadinya transmisi meningkat.
Suhu dan curah hujan di suatu daerah berperan penting dalam penularan penyakit malaria. Biasanya penularan malaria lebih tinggi pada musim kemarau dengan sedikit hujan dibandingkan pada musim hujan. Pada saat musim kemarau dengan sedikit hujan, genangan air yang terbentuk merupakan tempat yang ideal sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk vektor malaria. Dengan bertambahnya tempat perkembangbiakan nyamuk, populasi nyamuk vektor malaria juga bertambah sehingga kemungkinan terjadinya transmisi meningkat.
2.3 Patofisiologi
Ada 4 patologi
yang terjadi pada malaria, yaitu demam, anemia, imunopatologi dan anoksia
jaringan, yang disebabkan oleh perlengketan eritrosit yang terinfeksi pada
endotel kapiler.
Demam paroksimal berbeda untuk keempat spesies
tergantung dari lama manutaskizonnya. Serangan demam disebabkan pecahnya
eritrosit sewaktu fase skizogom eritrositik dan masuknya merozoit kedalam
sirkulasi darah. Demam mengakibatkan terjadinya vasoaktif yang diproduksi oleh
parasit. Setelah merozoit masuk dan menginfeksi eritrosit yang baru, demam
turun dengan cepat sehingga penderita merasa kepanasan dan berkeringat banyak.
Anemia disebabkan oleh destruksi eritrosit yang berlebihan, hemolisis autoimun
dan gangguan eritropoesis. Diduga terdapat toksin malaria yang disebabkan
gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah saat melalui limpa dan
keluarlah parasit. Splenomegali disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah
eritrosit yang ter infeksi parasit sehingga terjadi aktivitas system RES untuk
memfagositosis eritrosit baik yang terifeksi maupun yang tidak. Kelainan
patologik pembuluh darah kapiler disebabkan karena eritrosit yang terinfeksi
menjadi kaku dan lengket, perjalanannya dalam kapiler terganggu sehingga mekat
pada endotel kapiler, timbul hipoksia atau anoriksia jaringan. Juga terjadi
gangguan integritas kapiler sehingga terjadi pembesaran plasma. Monosit atau
makrofag merupakan partisipan selalu terpenting dalam fagositosis eritrosit
yang terinfeksi (Soegijanto, 2004: 5).
2.4 Penularan dan Penyebaran
Penularan penyakit malaria dari orang yang
sakit kepada orang sehat, sebagian besar melalui gigitan nyamuk. Bibit penyakit
malaria dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembang biak di
dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang sehat yang digigit
nyamuk tersebut.
Jenis-jenis
vektor (perantara) malaria yaitu:
2.4.1 Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara
malaria di daerah pantai.
2.4.2 Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria
daerah persawahan.
2.4.3 Anopheles
Maculatus, nyamuk perantara malaria daerah perkebunan, kehutanan dan
pegunungan.
Cara penularan
penyakit malaria dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu :
a.
Penularan secara alamiah (natural infection)
Malaria
ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk ini jumlahnya kurang lebih ada 80
jenis dan dari 80 jenis itu, hanya kurang lebih 16 jenis yang menjadi vector
penyebar malaria di Indonesia. Penularan secara alamiah terjadi melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi oleh Plasmodium. Sebagian besar
spesies menggigit pada senja dan menjelang malam hari. Beberapa vector
mempunyai waktu puncak menggigit pada tengah malam dan menjelang pajar. Setelah
nyamuk Anopheles betina mengisap darah yang mengandung parasit pada stadium
seksual (gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut
nyamuk yang kemudian menembus di dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada
lapisan luar dimana ribuan sporozoit dibentuk. Sporozoit-sporozoit tersebut
siap untuk ditularkan. Pada saat menggigit manusia, parasit malaria yang ada
dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah manusia sehingga manusia tersebut
terinfeksi lalu menjadi sakit.
b. Penularan tidak alamiah (not natural
infection)
a). Malaria
bawaan
Terjadi pada bayi yang baru lahir karena
ibunya menderita malaria. Penularannya terjadi melalui tali pusat atau plasenta
(transplasental)
b). Secara
mekanik
Penularan terjadi
melalui transfusi darah melalui jarum suntik.
2.5 Gejala Klinis dan Masa Inkubasi
Malaria
Keluhan dan tanda klinis, merupakan petunjuk
yang penting dalam diagnosa malaria. Gejala klinis ini dipengaruhi oleh jenis/
strain Plasmodium imunitas tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi. Waktu
mulai terjadinya infeksi sampai timbulnya gejala klinis dikenal sebagai waktu
inkubasi, sedangkan waktu antara terjadinya infeksi sampai ditemukannya parasit
dalam darah disebut periode prepaten.
2.5.1 Gejala klinis
Gejala
klasik malaria yang umum terdiri dari tiga stadium (trias malaria), yaitu:
a. Periode
dingin.
Mulai
dari menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering membungkus diri
dengan selimut dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi
saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini
berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.
b. Periode
panas.
Penderita berwajah merah, kulit panas
dan kering, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400C atau
lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, terkadang muntah-muntah, dan syok.
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua jam atau lebih
diikuti dengan keadaan berkeringat.
Demam
disebabkan oleh pecahnya entrosit matang yang berisi skizon yang mengandung
merozoit memasuki sirkulasi darah. Pada plasmodium falcifarumnterval demam
tidak jelas (setiap 24-48 jam). Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale interval
demam terjadi setiap 48 jam dan Plasmodium malariae setiap 72 jam. Stadium ini
berlangsung 2-4 jam.
c. Periode
berkeringat.
Mulai
dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur turun, lelah,
dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat
melaksanakan pekerjaan seperti biasa. Di daerah dengan tingkat endemisitas
malaria tinggi, sering kali orang dewasa tidak menunjukkan gejala klinis
meskipun darahnya mengandung parasit malaria. Hal ini merupakan imunitas yang
terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang. Limpa penderita biasanya membesar
pada serangan pertama yang berat/ setelah beberapa kali serangan dalam waktu
yang lama. Bila dilakukan pengobatan secara baik maka limpa akan
berangsur-berangsur mengecil. Keluhan pertama malaria adalah demam, menggigil,
dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau
pegal-pegal. Untuk penderita tersangka malaria berat, dapat disertai satu atau
lebih gejala berikut: gangguan kesadaran dalam berbagai derajat, kejang-kejang,
panas sangat tinggi, mata atau tubuh kuning, perdarahan di hidung, gusi atau
saluran pencernaan, nafas cepat, muntah terus-menerus, tidak dapat makan minum,
warna air seni seperti the tua sampai kehitaman serta jumlah air seni kurang
sampai tidak ada.
2.5.2 Masa inkubasi
Masa
inkubasi dapat terjadi pada :
a. Masa
inkubasi pada manusia (intrinsik)
Masa
inkubasi bervariasi pada masing-masing Plasmodium. Masa inkubasi pada inokulasi
darah lebih pendek dari infeksi sporozoid. Secara umum masa inkubasi Plasmodium
falsiparum adalah 9 sampai 14 hari, Plasmodium vivax adalah 12 sampai 17 hari,
Plasmodium ovale adalah 16 sampai 18 hari, sedangkan Plasmodium malariae bisa
18 sampai 40 hari. Infeksi melalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung
pada jumlah parasit yang masuk dan biasanya bisa sampai kira-kira 2 bulan.
b. Masa
inkubasi pada nyamuk (ekstrinsik)
Setelah darah masuk kedalam usus nyamuk maka
protein eritrosit akan dicerna oeleh enzim tripsin kemudian oleh enzim
aminopeptidase dan selanjutnya karboksipeptidase, sedangkan komponen
karbohidrat akan dicerna oleh glikosidase. Gametosit yang matang dalam darah
akan segera keluar dari eritrosit selanjutnya akan mengalami proses pematangan
dalam usus nyamuk untuk menjadi gamet (melalui fase gametogenesis). Adapun masa
inkubasi atau lamanya stadium sporogoni pada nyamuk adalah Plasmodium vivax
8-10 hari, Plasmodium palsifarum 9-10 hari, Plasmodium ovale 12-14 hari dan
Plasmodium malariae 14-16 hari.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Malaria merupakan
penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah.
Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan
splenomegali. Terdapat beberapa parasit yang dapat menyebabkan penyakit
malaria, yaitu plasmodium falciparum, vivax, malaria dan ovale. Parasit ini
menggunakan nyamuk sebagai hospes definitifnya, yaitu nyamuk Anopheles. Gejala
klinis penyakit ini terdiri dari 3 tahap, yaitu periode dingin, periode panas
dan periode berkeringat.
Penularan penyakit
ini bias secara alami, yaitu melalui gigitan langsung nyamuk anopheles dan
secara tidak alami yaitu secara bawaan dan secra mekanik. Diagnosanya dapat
dilihat dari manifestasi klinis yaitu terjadinya demam, imunnoserologi yaitu
ditemukannya antigen HRP-2, pLDH dan aldolase dan lewat pemeriksaan mikroskopik
yaitu melihat morfologi sel darah merah yang terinfeksi dan melihat asam
nukleat pada parasit. Malaria ini dapat menyebabkan rasa sakit, gangguan otak
hingga menyebabkan kematian.
Pemeriksaan dapat
dilakukan dengan lima metode, yaitu yang pertama menggunakan mikroskopik cahaya
dengan melihat morfologi eritrosit yang terinfeksi, yang kedua menggunakan
mikroskop flouresensi dengan melihat asam nukleat yang terdapat diparasit, yang
ketiga dengan menggunakan metode rapid test yaitu identifikasi antigen yang
terdapat pada serum sampel, yang keempat menggunakan dip-stick yaitu
identifikasi antigen parasit malaria yang terdapat dalam serum sampel, yang
kelima dengan menggunakan PCR yaitu dengan menggandakan sekuens DNA/RNA yang
spesifik dengan menggunakan primer oligonukleotida yang spesifik pula lalu
dibaca menggunakan elektroforesis.
3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat Melakukan penyuluhan secara
intensif guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan
menanggulangi malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah,
menggunakan kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Melakukan
kegiatan surveilens malaria secara menyeluruh, baik pemantauan parasit dan
spesies vektor serta kepadatan vektor malaria.
Bagi masyarakat agar memperbaiki lingkungan dalam rumah seperti
pemasangan kasa nyamuk pada ventilasi rumah. Menghindari gigitan nyamuk malaria
dengan cara pemakaian kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/06/gejala-malaria-penyebab-pencegahan-pengobatan-penyakit.html
2. http://malariana.blogspot.com/2008/11/malaria-diagnosis.html
(Diakses pada tanggal 08 April 2012
3. http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/malaria.htm
(Dikses pada tanggal 08 april 2012
4. Depkes RI,
Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Direktorat Jenderal PPM-PL,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2001.
5. Day 1998. Nyamuk
Penular Malaria, Dalam Jurnal Data dan Informasi Kesehatan, Pusdatin, Depkes
RI, Jakarta 2003.
6. Nugroho, Agung.
2010. Malaria Dari Molekuler ke Klinis.Jakarta : EGC
8.
http://adinnagrak.blogspot.com/2013/09/makalah-kesehatan-malaria.html
Ada beberapa solusi alami yang dapat digunakan dalam pencegahan dan menghilangkan diabetes secara total. Namun, satu-satunya aspek paling penting dari rencana pengendalian diabetes adalah mengadopsi gaya hidup sehat Kedamaian Batin, Nutrisi dan Diet Sehat, dan Latihan Fisik Reguler. Keadaan kedamaian batin dan kepuasan diri sangat penting untuk menikmati kesehatan fisik yang baik dan atas semua kesejahteraan. Kedamaian batin dan kepuasan diri adalah kondisi pikiran yang adil. Orang dengan penyakit diabetes sering menggunakan pengobatan komplementer dan alternatif. Saya didiagnosis menderita diabetes pada tahun 2000. Sedang bekerja merasa sangat lelah dan mengantuk. Saya meminjam glukometer dari rekan kerja dan diuji pada 760. Segera pergi ke dokter saya dan dia memberi saya resep seperti: Insulin, Sulfonamides, tetapi saya tidak bisa mendapatkan penyembuhan daripada mengurangi rasa sakit dan menghilangkan rasa sakit lagi. Saya menemukan nama kesaksian wanita Comfort online bagaimana Dr Akhigbe menyembuhkan HIV-nya dan saya juga menghubungi dokter dan setelah saya minum obatnya seperti yang diperintahkan, saya sekarang benar-benar bebas dari diabetes oleh dokter jamu Akhigbe. Jadi pasien diabetes yang membaca kesaksian ini untuk menghubungi emailnya drrealakhigbe@gmail.com atau Nomornya +2348142454860 Ia juga menggunakan ramuan herbalnya untuk penyakit seperti: Gigitan SPIDER, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, DEMAM BERDARAH, MALARIA, INFEKSI EKSTERNAL, UMUM DINGIN, DASAR GABUNGAN, DASAR BAYAM, GERAKAN, STROKE, STROKE TUBERKULOSIS, PENYAKIT PERUT. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI RESPIRATORI RENDAH, DIABETIKA, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, DIARRHEA KABEL, KABEL, KANKER, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, THYROID, ASCEMA, PENYAKIT HARI, KABUPATEN. AUTISM, NAUSEA Muntah ATAU DIARE, PENYAKIT GINJAL, EREKSI LEMAH. MATA TWITCHING MENSTRUATION PAINFUL ATAU IRREGULAR. Akhigbe adalah pria yang baik dan dia menyembuhkan semua tubuh yang datang kepadanya. di sini adalah email drrealakhigbe@gmail.com dan Nomornya +2349010754824
BalasHapus