KATA PENGANTAR
Penulis Puji
dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang ”MAKALAH ASKEP DIARE” dapat
selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas dari mata kuliah HIV/AIDS.
Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di dalamnya
masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sehingga dalam makalah berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan
kualitasnya.
Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kendari, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………................................... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………............................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...............………………………….…………………………..…….. 1
Latar Belakang ……………………………………………….................................. 1
Rumusan Masalah ……………………………………………………………………...... 3
Tujuan ………………..……………………………............................................... 3
Manfaat …………………………………………………………………………………........ 3
BAB II PEMBAHASAN ….......................................................................………. 4
Pengertian ...................................………………..................................... 4
Etiologi ............................................................................................... 5
Patofisiologi ....................................................................................... 5
Penyimpangan KDM ..........................................................................
7
Manifestasi Klinis
............................................................................... 8
Pemeriksaan Penunjang .................................................................... 8
Komplikasi
.......................................................................................... 9
Pengkajian ……………………................................................................... 10
Diagnosa Keperawatan ….................................................................. 11
Intervensi ……………………….................................................................. 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14
Kesimpulan ...................................................................................... 14
Saran ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare atau dikenal dengan sebutan
mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan
bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak
yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua
terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang
menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau
kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian
kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak
akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar
dapat mengurangi kewaspadaan orang tua. sehingga mungkin saja diare akan
membahayakan anak. (anaksehat.blogdrive.com).
Menurut data United Nations
Children’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare
merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi,
dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak
meninggal dunia setiap tahunnya karena diare
Angka tersebut bahkan masih lebih
besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar jika digabung. Sayang, di beberapa
negara berkembang, hanya 39 persen penderita mendapatkan penanganan serius.
Di Indonesia sendiri, sekira 162
ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira 460 balita setiap harinya akibat
diare. Daerah Jawa Barat merupakan salah satu yang tertinggi, di mana kasus
kematian akibat diare banyak menimpa anak berusia di bawah 5 tahun. Umumnya,
kematian disebabkan dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan
perawatan pertama saat anak terkena diare.
Diare disebabkan faktor cuaca,
lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang
memerhatikan kebersihan makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare
umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly , Feces, dan Finger.
Oleh karena itu, upaya pencegahan
diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data
UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium
difficile yang dapat menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan.
Bakteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan.
(lifestyle.okezone.com).
Angka kejadian diare di sebagian
besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162
ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari
hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan
penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi
semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2
kali per tahun
Kasubdit Diare dan Kecacingan
Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada
balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16
provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus
diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian.
Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi
buruk dan perilaku hidup tidak sehat. (piogama.ugm.ac.id).
Sedangkan di Provinsi Riau Pada 27
maret 2008 tercatat Diare 182 kasus yang diakibatkan adanya banjir di Provinsi
Riau. Adapun kecamatan yang terkena banjir sebanyak 36 kecamatan, 164 desa,
29.950 Kepala Keluarga atau 60.950 Jiwa
Sepintas diare terdengar sepele dan
sangat umum terjadi. Namun, ini bukan alasan untuk mengabaikannya, dehidrasi
pada penderita diare bisa membahayakan dan ternyata ada beberapa jenis yang
menular.Diare kebanyakan disebabkan oleh Virus atau bakteri yang masuk ke
makanan atau minuman, makanan berbumbu tajam, alergi makanan, reaksi obat,
alkohol dan bahkan perubahan emosi juga dapat menyebabkan diare, begitu pula
sejumlah penyakit tertentu.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apa
definisi Diare?
1.2.2 Jenis-jenis
Diare?
1.2.3 Apa
Etiologi/Penyebab Diare?
1.2.4 Asuhan
Keperawatan Diare?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui
pengertian Diare.
1.3.2 Mengetahui
jenis-jenis Diare.
1.3.3 Mengetahui
penyebab Diare.
1.3.4 Mengetahui
asuhan keperawatan Diare.
1.4 Manfaat
1.4.1 Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengembangkan dan paham akan perawatan Diare.
1.4.2 Dengan melakukan pembutan makalah ini, penulis dapat mengetahui dan
memahami secara spesifik tentang Diare.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Dasar
Penyakit
2.1.1 Definisi
Menurut
Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih
dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan
menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan
terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut
Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau
cair.
Jadi
diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai
atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
inflamasi pada lambung atau usus.
2.1.2 Klasifikasi Diare
Klasifikasi
diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari diare
akut, diare persisten dan diare kronis. (Asnil et al, 2003).
a. Diare Akut
Diare
akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, berlangsung kurang dari 14 hari,
dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang dapat atau tanpa disertai lendir
dan darah
b. Diare Persisten
Diare
persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan kelanjutan dari
diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.
c. Diare kronis
Diare
kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau
gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari.
2.1.3
Etiologi
a. Faktor infeksi
ü Infeksi
enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan
jamur (C. albicans).
ü Infeksi
parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya.
b. Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi
makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
c. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor
psikologis (rasa takut dan cemas).
2.1.4 Patofisiologi
Mekanisme
dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
a. Gangguan osmotic
Adanya
makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke
dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat
rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya
timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
c. Gangguan motilitas usus.
Hiperperistaltik
akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
2.1.7 Patway
2.1.6 Gejala Diare
Beberapa
gejala penyakit diare dapat langsung dikenali atau dirasakan oleh penderita. Di
antara gejala tersebut adalah:
ü
Buang air besar terus menerus disertai dengan
rasa mulas yang berkepanjangan
ü
Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau
lebih dalam sehari
ü
Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi
ü
Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)
ü
Diare yang disebabkan oleh virus dapat
menimbulkan mual dan muntah-muntah
ü
Badan lesu atau lemah
ü
Panas
ü
Tidak nafsu makan
ü
Darah dan lendir dalam kotoran
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hassan
dan Alatas (1998) pemeriksaan laboratorium pada diare adalah:
a. Feses
ü Makroskopis dan
Mikroskopis
ü pH dan kadar gula
pada tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat
intoleransi gula.
ü Biakan dan uji
resisten.
b. Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam
darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkalin atau dengan analisa gas darah.
c. Ureum kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Elektrolit terutama natrium, kalium dan fosfor
dalam serium.
e. Pemeriksaan Intubasi deudenum untuk mengetahui
jenis jasad renik atau parasit.
2.1.8 Komplikasi
a. Dehidrasi
(ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan
hipovolemik.
c. Hipokalemia
(dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Intoleransi
laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili
mukosa, usus halus.
f. Kejang
terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi
energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
2.2 Konsep Dasar Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas klien.
b. Riwayat keperawatan.
ü Awalan serangan :
Suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
ü Keluhan utama :
Faeces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi
gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus
dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi
BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat
pemberian imunisasi.
d. Riwayat psikososial keluarga.
Hospitalisasi
akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga, kecemasan
meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah
menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
e. Kebutuhan dasar.
ü
Pola eliminasi
Akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari
4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
ü
Pola nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anopreksia,
menyebabkan penurunan berat badan pasien.
ü
Pola tidur dan istirahat
Terganggu karena adanya distensi abdomen yang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
ü
Pola hygiene
Kebiasaan mandi setiap harinya.
ü
Aktivitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah
dan adanya nyeri akibat distensi abdomen.
2.2.2 Pemerikasaan fisik.
a. Pemeriksaan psikologis :
Keadaan
umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi
cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
ü Inspeksi : mata
cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan
menurun, anus kemerahan.
ü Perkusi : adanya
distensi abdomen.
ü Palpasi : Turgor
kulit kurang elastis
ü Auskultasi :
terdengarnya bising usus.
2.2.3 Diagnosa
Keperawatan
a.
Intoleransi Aktivitas
b. Kekurangan
volume cairan
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Resiko Kerusakan Integritas Kulit
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Resiko Kerusakan Integritas Kulit
2.2.4 Intervensi
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1.
|
Intolerasi
Aktivitas
|
·
Konservasi
energi.
·
Toleransi
aktivitas.
·
Perawatan
diri.
Kriteria hasil :
·
Berpatisipasi dalam aktivitas fisik.
·
Mampu
melakukan aktivitas sehari – hari secara mandiri.
|
Terapi aktivitas :
·
Bantu
klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.
·
Bantu
untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan social.
·
Bantu untuk
mengidentivikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan.
·
Bantu
untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai.
|
2.
|
Kekurangan
Volume Cairan
|
·
Keseimbangan
elektrolit/Cairan.
·
Status
Nutrisi.
Kriteria hasil :
·
Tidak mengalami haus yang tidak normal.
·
Memiliki
keseimbangan asupandan haluaran yang seimbang dalam 24 jam.
·
Membran
mukosa lembap dan mampu berkeringat.
·
Memiliki
asupan cairan oral/atau intravena yang kuat.
|
·
Bantu
klien untuk meningkatkan eletrolit dan cairan.
·
Bantu
untuk meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi kadar cairan
yang abnormal atau yang tidak diharapkan.
·
Bantu
untuk menyediakan asupan makanan dan cairan dalam diet seimbang.
·
Kumpulkan
dan analisa data pasien untuk mencegah atau meminimalkan malnutrisi.
|
3.
|
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
|
·
Selera
makan.
·
Status
gizi.
Kriteria hasil :
·
Punya keinginan untuk makan ketika dalam
keadaan sakit atau sedang menjalani pengobatan.
·
Melaporkan
tingkat energy yang adekuat.
|
·
Membantu
dan menyediakan asupan makanan diet seimbang.
·
Bantu
untuk makan.
·
Merangsang
selera makan pasien dengan cara mecari tahu makanan kesukaan.
|
4.
|
Kerusakan
integritas Kulit
|
·
Respon
Alergi.
·
Iritasi.
·
Perawatan
diri.
Kriteria hasil :
·
Tidak ada tanda-tanda iritasi pada sekitar
Perianal.
|
·
Bantu
klien untuk menjaga kebersihan.
·
Bantu
untuk mencegah iritasi pada perineal.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah
atau lendir dalam tinja. Diare juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk
encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang
air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi
tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai
akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Diare ini
diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan mengerti tentang
cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Diare.
DAFTAR PUSTAKA
3. Aplikasi
asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic Noc edisi revisi
Jilid 1 tahun 2013.
4. Aplikasi
asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic Noc edisi revisi
Jilid 2 tahun 2013.
5. Diagnosis
keperawatan definisi dan klasifikasi tahun 2012-1014.
6. Buku
saku diagnosis keperawatan edisi 9 oleh Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern.
Wow postingan yang bagus terima kasih sudah berbagi.
BalasHapusBagi yang mau mengetahui cara mengatasi diare secara alami anda bisa membacanya di
Cara Mudah Mengobati Penyakit Diare Secara Alami
nice post gan !
BalasHapusterimakasih atas informasinya yang sangat menarik dan pastinya bermanfaat. sukses dan jangan lupa kunjungi blog kami :)
BalasHapusAda Obat Herbal Alami yang aman & efektif. Untuk Panggilan Cure Total +2349010754824, atau email dia drrealakhigbe@gmail.com Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE hubungi dia. Pengobatan dengan Obat Herbal Alami. Untuk: Demam Berdarah, Malaria. Menstruasi yang Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Bakteri Diare.Herpatitis A&B, Rabies. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Dll. Ambil Tindakan Sekarang. hubungi dia & Pesan untuk Pengobatan Herbal Alami Anda: +2349010754824 dan kirimkan email ke drrealakhigbe@gmail.com Catatan Untuk Pengangkatan dengan (Dr.) AKHIGBE. Saya menderita kanker selama setahun dan tiga bulan meninggal karena sakit dan penuh patah hati. Suatu hari saya mencari melalui internet dan saya menemukan kesaksian penyembuhan herpes oleh dokter Akhigbe. Jadi saya menghubungi dia untuk mencoba keberuntungan saya, kami berbicara dan dia mengirimi saya obat melalui jasa kurir dan dengan instruksi tentang cara meminumnya. . Saya tidak benar-benar tahu bagaimana itu terjadi tetapi ada kekuatan dalam pengobatan herbal Dr Akhigbe. Dia adalah dokter jamu yang baik.
BalasHapus