KATA PENGANTAR
Penulis Puji
dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang ”MAKALAH ASKEP HIPOTIROIDISME” dapat
selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas dari mata kuliah SISTEM
ENDOKRIN.
Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di dalamnya
masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sehingga dalam makalah berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan
kualitasnya.
Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kendari, Nopember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………................................... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………............................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...............………………………….…………………………..…….. 1
Latar Belakang ……………………………………………….................................. 1
Rumusan Masalah ……………………………………………………………………...... 2
Tujuan ………………..……………………………............................................... 2
Manfaat …………………………………………………………………………………........ 2
BAB II PEMBAHASAN ….......................................................................………. 3
Pengertian ...................................………………..................................... 3
Etiologi ............................................................................................... 4
Patofisiologi ....................................................................................... 5
Penyimpangan KDM ..........................................................................
6
Manifestasi Klinis
............................................................................... 7
Komplikasi
........................................................................................... 7
Pengkajian …………………….................................................................... 9
Diagnosa Keperawatan ….................................................................. 11
Intervensi ……………………….................................................................. 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 15
Kesimpulan ...................................................................................... 15
Saran ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sistem
endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang
tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain (Alvyanto, 2010).
Sistem
endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan
dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf.
Dalam
system endokrin terbagi atas dua bagian yaitu system endokrin dan system
eksokrim. System eksokirm merupakan system yang mengeluarkan enzim pada
permukaan tubuh seperti kulit, dan dinding pembuluh darah. System endokrin membahas
tentang system pengeluaran enzim ke dalam organ- organ dalam tubuh seperti
ginjal, hati, pancreas, pembuluh darah, dll. Salah satu penyakit yang
disebabkan oleh system endokrin ini diantaranya adalah hipotiroidisme.
Merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kelenjar tyroid
dalam menghasilkan hormone T3 ( triodotironin ) dan t4 (tiroksin). Penyakit ini
merupakan salah satu penyakit autoimun yang dapat menyerang pada manusia utamanya
pada laki-laki. Penyakit ini juga salah
satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada stadium lanjut.
Berdasarkan
uraian dari latar belakang diatas maka penulis dalam pembahasan makalah ini
membahas lebih lanjut tentang penyakit hipotiroidisme serta asuhan keperawatan
secara mendasar sehingga kita dapat mengetahui secara dini tentang penyakit ini
dan cara perawatannya.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apa
definisi Hipotiroidisme?
1.2.2 Jenis-jenis
Hipotiroidisme?
1.2.3 Apa
Etiologi/Penyebab Hipotiroidisme?
1.2.4 Asuhan
Keperawatan Hipotiroidisme?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui
pengertian Hipotiroidisme.
1.3.2 Mengetahui
jenis-jenis Hipotiroidisme.
1.3.3 Mengetahui
penyebab Hipotiroidisme.
1.3.4 Mengetahui
asuhan keperawatan Hipotiroidisme.
1.4 Manfaat
1.4.1 Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengembangkan dan paham akan perawatan
Hipotiroidisme.
1.4.2 Dengan melakukan pembutan makalah ini, penulis dapat mengetahui dan
memahami secara spesifik tentang Hipotiroidisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Medis
2.1.1 Definisi
Hipotiroidisme
adalah suatu atau beberapa kelainan structural atau fungsional dari kelenjar tiroid
sehingga sintesis dari hormone-hormone tiroid menjadi isufisiensi (Haznam, M.W,
1991: 149).
Hipotiroidisme
merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya fungsi kelenjar tiroid
(Ranakusuma, B, 1992:35).
Hipotiroidisme
adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi hormone tiroid yang dapat
terjadi pada setiap umur (Long, Barbara.C, 1996:102).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi
hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar
tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon - hormon tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999).
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome
klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang mengakibatkan fungsi
metabolik. (Greenspan, 2000).
Hipotiroidisme
adalah tiroid yang hipoaktif yang terjadi bila kelenjar tiroid berhenti atau
kurang memproduksi hormon tiroksin (Semiardji, Gatut, 2003:14).
Jadi Hipotiroidisme (hiposekresi
hormone tiroid) adalah status metabolic yang di akibatkan oleh kekurangan
hormone tiroid. Hipotiroidisme kognital dapat mengakibatkan kretinisme.
2.1.2 Klasifikasi
Secara
klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :
a. Hipotiroidisme
sentral, karena kerusakan hipofisis atau hypothalamus
b. Hipotiroidisme
primer apabila yang rusak kelenjar tiroid
c. Karena
sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan
resistensi perifer.
Yang paling banyak ditemukan adalah
hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya diagnosis ditegakkan berdasar
atas TSH meningkat dan fT4 turun. Manifestasi klinis hipotiroidisme tidak
tergantung pada sebabnya.
2.1.3 Etiologi
Etiologi dari hipotiroidisme dapat
digolongkan menjadi tiga tipe yaitu
a. Hipotiroid
primer
Mungkin
disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis hormone yang
kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid,
pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi
kronik seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.
b. Hipotiroid sekunder
Hipotiroid
sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari kelenjar
tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH)
meningkat. Ini mungkin awal dari suatu mal fungsi dari pituitary atau
hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone
tiroid.
c. Hipotiroid
tertier/ pusat
Hipotiroid
tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk memproduksi tiroid
releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi pituitary untuk
mengeluarkan TSH. Ini mungkin berhubungan dengan suatu tumor/ lesi destruktif
lainnya diarea hipotalamus.Ada dua bentuk utama dari goiter sederhana yaitu
endemic dan sporadic. Goiter endemic prinsipnya disebabkan oleh nutrisi,
defisiensi iodine. Ini mengalah pada “goiter belt” dengan karakteristik area geografis
oleh minyak dan air yang berkurang dan iodine.
Sporadik goiter tidak menyempit ke area
geografik lain. Biasanya disebabkan oleh :
a.
Kelainan genetic yang dihasilkan karena
metabolisme iodine yang salah .
b. Ingesti
dari jumlah besar nutrisi goiterogen ( agen produksi goiter yang menghambat
produksi T4 ) seperti kobis, kacang, kedelai , buah persik, bayam, kacang
polong, Strowbery, dan lobak. Semuanya mengandung goitogenik glikosida
c. Ingesti
dari obat goitrogen seperti thioureas ( Propylthiracil ) thocarbomen, (
Aminothiazole, tolbutamid ).
2.1.4 Patofisiologi
Kelenjar
tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormone tiroid. Jika
diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari hormone tiroid
tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai usaha untuk
kompendasi dari kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini, goiter merupakan
adaptasi penting pada suatu defisiensi hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar
terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH.
TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4 lebih banyak, ketika level T4 darah
rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu akan menekan struktur di leher
dan dada menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Penurunan
tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara lambat dan menyeluruh.
Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada kondisi
achlorhydria (pennurunan produksi asam lambung), penurunan traktus
gastrointestinal, bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan suatu penurunan
produksi panas tubuh.
Perubahan
yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan hormone tiroid yang
mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu peningkatan hasil kolesterol dalam
serum dan level trigliserida dan sehingga klien berpotensi mengalami
arteriosclerosis dan penyakit jantung koroner. Akumulasi proteoglikan
hidrophilik di rongga interstitial seperti rongga pleural, cardiac, dan
abdominal sebagai tanda dari mixedema.
Hormon
tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi klien dengan
hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan eritrosit
yang tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam folat.
2.1.5 Perjalanan
penyakit hipotiroid terhadap KDM
Defisiensi
iodium, disfungsi hiposis, disfungsi
TRH hipotalamus.
|
Penekanan
produksi H. Tiroid (Hipotiroidisme)
|
TSH merangsang
Kel. Tiroid untuk mensekresi
|
Kel. Tiroid
membesar
|
Menekan struktur
dileher dan dada
|
Disfagia gangguan
respirasi
|
Depresi
ventrilasi
|
KETIDAKEFEKTIFAN
POLA NAFAS
|
Laju BMR lambat
|
GANGGUAN
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
|
Penurunan
produksi panas
|
PERUBAHAN
SUHU TUBUH (HIPOTERMI)
|
Kekurangan Vit.
B12 dan Asam folat
|
Pembentukan
eritrosit tidak optimal
|
Produksi SDM
menurun
|
Anemia
|
Kelemahan
|
INTOLERANSI
AKTIVITAS
|
Achlorhydria
|
Penurunan
mortilitas tubuh
|
Penurunan fungsi
GI
|
KONSTIPASI
|
2.1.6 Manifestasi
Klinis
a. Kulit
dan rambut
ü Pertumbuhan kuku
buruk, kuku menebal
ü Kulit kering,
pecah-pecah, bersisik dan menebal
b. Muskuloskeletal
ü Artralgia dan
efusi synovial
c. Kardiorespiratorik
ü Efusi pericardial
(sedikit, temponade sangat jarang)
ü Penyakit jantung
iskemic
ü Efusi pleural
ü Dispnea
d. Gastrointestinal
ü Konstipasi,
anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
ü Obstruksi usus
oleh efusi peritoneal
e. Renalis
ü Retensi air
(volume plasma berkurang)
f. Sistem
reproduksi
ü Pada perempuan
terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi yang memanjang,
menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
ü Penurunan libido
ü Gangguan
fertilitas
g. Metabolik
ü Penurunan
metabolic basal.
ü Penurunan suhu
tubuh.
ü Intoleran
terhadap dingin
h. Sistem
neurologi, emosi dan psikologi.
ü Fungsi
intelektual lambat.
ü Berbicara lambat
dan terbbata-bata.
ü Gangguan memori.
2.1.7
Pemeriksaan Penunjang
:
a. Pemeriksaan kadar T3 dan T4.
b. Pemeriksaan TSH (pada klien
dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun)
c. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan
untuk memberikan informasi yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid
dan nodul.
2.1.8 Komplikasi
Penyakit yang sering muncul akibat
hipotiroidisme adalah
a. Penyakit
Hashimoto
Disebut
tiroiditis otoimun, terjadi akibat otoantobodi yang merusak jaringan tiroid.
Ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat
umpan balik negatif yang minimal.
b.
Gondok Endemic
Hipotiroid
akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi karena sel-sel tiroid
menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap semua
iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH
dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.
c.
Karsinoma Tiroid
Karsinoma
Tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH
atau terapi iodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid. Terapi-
terapi tersebut akan merangsan proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
2.2 Konsep
Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosis medis.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Apakah ada keluhan terdapat benjolan di
leher depan dan nyeri saat ditekan.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Pengkajian yang perlu ditanyakan
meliputi adanya riwayat penyakit. Sejak
kapan klien menderita penyakit tersebut. Apakah dulu pernah kena penyakit yang
sama atau tidak, atau penyakit lainnya.
d. Riwayat
penyakit keluarga
Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Apakah
ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama atau tidak.
e. Riwayat psiko-sosio
Pengkajian
mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon emosi klien terhadap
penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga. Apakah ada
dampak yang timbul pada klien,yaitu timbul seperti ketakutan akan
kecacatan,rasa cemas,rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal
dan pandangan terhadap dirinya yang salah.
f. Kebiasaan
hidup sehari-hari seperti:
ü Pola makan
Mengkonsumsi
makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun
ü Pola tidur
Pasien sering
tidur larut malam
ü Pola aktivitas
Pasien terlalu
memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan
2.2.2 Diagnosa
Keperawatan
a. Intoleran aktifitas.
b. Hipotermi.
c. Konstipasi.
d. Ketidakefektifan Pola nafas.
e. Nutrisi, ketidakseimbangan : Kurang dari
kebutuhan tubuh.
2.2.3 Intervensi
Keperawatan.
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
a.
|
Intoleransi Aktifitas.
Faktor
yang berhubungan :
Kelelahan dan penurunan proses Kognitif.
|
· Konservasi energi.
· Toleransi aktivitas.
· Perawatan diri.
Kriteria hasil :
· Berpatisipasi
dalam aktivitas fisik.
· Mampu melakukan aktivitas sehari – hari
secara mandiri.
|
Terapi aktivitas :
· Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan.
· Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social.
· Bantu untuk mengidentivikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan.
· Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang
disukai.
|
b.
|
Hipotermi
Faktor
yang berhubungan :
Penurunan metabolisme.
|
· Termoregulasi.
· Tanda – tanda vital.
Kriteria hasil :
· Suhu
tubuh dalam rentang normal.
· Nadi dan respirasi dalam rentang normal.
|
Pengaturan Suhu :
· Monitor suhu minimal tiap 2 jam.
· Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.
· Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh.
Pemantauan tanda vital :
· Monitor TD, nadi, suhu dan respirasi.
· Monitor suara parau dan pola pernapasan
abnormal.
· Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit.
|
c.
|
Konstipasi
Faktor
yang berhubungan :
Penurunan fungsi Gastrointestinal.
|
· Hidrasi.
· Defekasi.
Kriteria hasil :
· Mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1-3
hari.
· Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi.
· Mengidentifikasi indikasi untuk mencegah
konstipasi.
· Feses lunak dan berbentuk.
|
Manajemen konstipasi :
· Monitor tanda dan gejala konstipasi.
· Monitor feses : frekuensi, konsistensi dan
volume.
Kolaborasi :
· Memberikan anjuran pemakaian obat nyeri
sebelum defekasi untuk memfasilitasi pengeluaran feses tanpa nyeri.
|
d.
|
Ketidakefektifan pola napas
Faktor
yang berhubungan :
Depresi ventilasi
|
· Status respirasi : Ventilasi.
· Status tanda – tanda vital.
Kriteria hasil :
· Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal).
· Tanda – tanda vital dalam rentang normal.
|
Manajemen jalan nafas :
· Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi.
· Berikan aroma terapi untuk melegakan jalan
nafas.
· Monitor pola pernapasan abnormal.
· Monitor tanda – tanda vital.
|
e.
|
Nutrisi, ketidakseimbangan : kurang dari kebutuhan tubuh
Faktor
yang berhubungan :
Lambatnya laju metabolisme tubuh.
|
· Selera makan.
· Status gizi.
· Pengukuran biokimia.
Kriteria hasil :
· Tidak adanya tanda – tanda malnutrisi.
· Mempertahankan massa tubuh dan berat badan
dalam batas normal.
|
Manajemen nutrisi :
· Membantu atau menyediakan asupan makanan dan
cairan diet seimbang.
· Pemberian makanan dan asupan gizi untuk
mendukung proses metabolic pasien yang malnutrisi atau beresiko tinggi
terhadap malnutrisi.
· Membantu klien untuk makan.
· Analisa data pasien untuk mencegah dan
meminimalkan kurang gizi.
Manajemen/Pemantauan cairan/elektrolit :
· Analisa data pasien untuk mengatur
keseimbangan cairan/elektrolit.
· Mengatur dan mencegah komplikasi akibat
perubahan kadar cairan dan elektrolik.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin,
dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Beberapa pasien
dengan hipotiroidisme mempunyai kelenjar tiroid yang mengalami atrofi atau
tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan atau ablasi radioisotope,
atau akibat destruksi oleh antibody autoimun yang beredar dalam
sirkulasi. Cacat perkembangannya dapat juga menjadi penyebab tidak terbentuknya
kelenjar tiroid pada kasus hipotiroidisme kongenital.
Hipotiroidism adalah suatu keadaan
dimana kelenjar tirod kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormone
tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar
hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan endokrin hipotiroidsm ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan
mengerti tentang cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan endokrin hipotiroidsme.
DAFTAR PUSTAKA
3. Aplikasi
asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic Noc edisi revisi
Jilid 1 tahun 2013.
4. Aplikasi
asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic Noc edisi revisi
Jilid 2 tahun 2013.
5. Diagnosis
keperawatan definisi dan klasifikasi tahun 2012-1014.
6. Buku
saku diagnosis keperawatan edisi 9 oleh Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar